50 Polisi Jalani Program Diet di SPN Mojokerto

Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) membina anggotanya yang mengalami kelebihan berat badan alias tambun di Mojokerto, Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Jul 2019, 22:21 WIB
Polisi jalani program diet di sekolah polisi negara (SPN) Mojokerto, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) atau disebut Polda Jatim membina anggotanya yang mengalami kelebihan berat badan alias tambun di Mojokerto, Jawa Timur.

"Sebanyak 50 personel polisi Polda Jatim yang berat tubuhnya mengalami over atau tambun menjalani pembinaan penurunan berat badan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Kabupaten Mojokerto," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kamis (18/7/2019).

Barung menuturkan, pembinaan ini dilakukan untuk kebugaran tubuh personel. Peserta diberi kegiatan olah gerak tubuh yang dapat membakar lemak berupa lari menggunakan jaket parasut, long march, senam aerobik, renang dan lainnya, supaya berat badan ideal.

"Program ini dilaksanakan selama sebelas hari, terhitung mulai tanggal 15 hingga 26 Juli 2019," kata Barung di Mapolda Jatim. 

Tak hanya diberikan kegiatan olah gerak tubuh, peserta polisi tambun juga diberikan materi psikologi dari pelatih.

"Peserta juga diberikan materi psikologi, pola makan dan menu juga disesuaikan untuk menunjang pencapaian tujuan dari program ini berdasarkan petunjuk dari ahli gizi bidang Dokkes Polda Jatim," tambah Barung.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gorontalo

Pembinaan polisi tambun juga pernah dilakukan Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo. Personel yang memiliki berat badan berlebih atau berbadan tambun dikumpul dan ditimbang. Mereka diberi target harus mampu menurunkan berat badan selama Ramadan.

Pengukuran berat badan personel obesitas ini dilakukan usai pelaksanaan apel pagi di lapangan apel Mapolda Gorontalo, Senin, 13 Mei 2019. Pengukuran tersebut dipimpin langsung Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Gorontalo Kombes Murbani Budi Pitono.

Menurut Murbani, pengukuran dilakukan untuk mencatat berat badan awal setiap personel yang memiliki berat badan berlebih. Selanjutnya setelah Ramadan, akan dilakukan pengukuran atau penimbangan kembali.

"Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program dari Mabes Polri yang mencanangkan program pengendalian berat badan bagi personel Polri," ujar mantan Kapolresta Bandar Lampung itu.

Apabila setelah Ramadan, berat badan dari polisi tambun itu tidak mengalami perubahan maka akan diberikan pembinaan fisik, sehingga berat badannya ideal kembali.

Sementara itu, dari hasil pengukuran berat badan, ada beberapa personel Polda Gorontalo yang memiliki berat badan berlebih. Bahkan, ada polisi tambun yang melebihi berat badan 100 kilogram.

Terkait hal itu, Kombes Pol Murbani Budi Pitono memberi atensi khusus. Menurut dia, personel yang memiliki berat badan berlebih tersebut harus memperhatikan pola makan.

"Apalagi selama pelaksanaan puasa Ramadan ini. Harusnya berat badannya menurun," kata pria yang pernah menjabat Kasatlantas Polrestabes Manado itu.

 


Berdampak terhadap Kesehatan

Sementara itu, Kabid Humas Polda Gorontalo AKBP Wahyu Tri Cahyono menyampaikan, berat badan berlebih memiliki dampak buruk terhadap kesehatan.

Sehingga banyak orang berusaha untuk senantiasa menjaga agar berat badannya tetap ideal. Terlebih, bagi anggota Polri wajib untuk menjaga berat badan ideal untuk menunjang pelaksanaan tugas.

"Bagi anggota Polri yang memiliki berat badan yang tak ideal nantinya akan diberikan program untuk menurunkan berat badan," kata Wahyu Tri Cahyono.

Penurunan berat badan bertujuan mendapatkan postur Polri yang ideal. Sehingga dengan berat tubuh yang tidak tambun alias ideal maka personel Polri lebih sigap di lapangan.

"Tantangan tugas Polri yang semakin berat dalam memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, tentunya dibutuhkan fisik yang bugar dan prima," ujarnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya