5 Respons Teratas Warganet di Twitter terhadap Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo

Persentase cuitan yang memakai tagar sebesar 66 persen.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Jul 2019, 08:00 WIB
, CfDS mengadakan riset populer dengan tajuk ‘Respon Warganet Twitter terhadap Pertemuan Jokowi-Prabowo’ pada Jumat, 19 Juli 2019. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo di Stasiun MRT Senayan Jakarta pada Sabtu, 13 Juli 2019 mendorong Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM meneliti respons warganet di Twitter terhadap peristiwa itu. Penelitian dilakukan merujuk pada data Twitter selama periode 13-16 Juli 2019 dan kemunculan tagar menjadi salah satu indikator dalam menilai reaksi warganet.

"Selain tagar kami juga menggunakan keyword Prabowo dan Jokowi," ujar Trevilliana Eka Putri, Manager Digital Intelligence Lab CfDS, dalam jumpa pers di Fisipol UGM, Jumat (19/7/2019).

Ada 13 tagar yang digunakan untuk pengambilan data, antara lain, #PrabowoJanganTemuiJokowi, #Rek0nsiliasiMbahmu, #RekonsiliasiRasaTerasi, #JokowiPrabowo, dan #03PersatuanIndonesia. Selama periode itu, terdapat 169.238 total cuitan di Twitter yang menyikapi rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo. Sebanyak 71 persen merupakan retweet dan 15 persen original post.

Ia menyebutkan pembicaraan terbanyak terkait Jokowi dan Prabowo terjadi pada Sabtu, 13 Juli rentang waktu mulai pukul 11.00 WIB sampai sebelum pukul 14.00 WIB, yakni lebih dari 9.000 cuitan.

Menurut Trevilliana, temuan ini menunjukkan jumlah orang yang mengunggah cuitan asli tidak banyak, tetapi isu itu menjadi marak di Twitter karena banyak warganet yang melakukan retweet terhadap cuitan akun lain.

Peneliti CfDS, Paska Darmawan, mengungkapkan, tidak semua cuitan menggunakan tagar. Persentase cuitan yang memakai tagar sebesar 66 persen.

"Respons yang muncul ternyata terbagi dua, ada yang mendukung dan ada yang tidak, kebanyakan dari warganet pendukung 01 mendukung rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo, sedangkan pendukung 02 lebih kerap meluapkan kekecewaannya dan melontarkan cuitan sentimen," ucapnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:


5 Tagar Paling Populer

, CfDS mengadakan riset populer dengan tajuk ‘Respon Warganet Twitter terhadap Pertemuan Jokowi-Prabowo’ pada Jumat, 19 Juli 2019. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Dari hasil penelitian terangkum lima tagar paling populer. Popularitas dilihat berdasarkan jumlah tweets.

1.#03PersatuanIndonesia

Total tweets 45.214

Komposisi tweets

-Original post 21 persen

-Replies 11 persen

-Retweets 68 persen

2.#0p0sisiTanpaRek0nsiliasi

Total tweets 19.595

Komposisi tweets

-Original post 8 persen

-Replies 24 persen

-Retweets 73 persen

3.#AniesBaswedanforPresident

Total tweets 19.146

Komposisi tweets

-Original post 11 persen

-Replies 20 persen

-Retweets 69 persen

4.#KampretAkanTetapBerjuang

Total tweets 12.335

Komposisi tweets

-Original post 8 persen

-Replies 36 persen

-Retweets 56 persen

5.#RekonsiliasiRasaTerasi

Total tweets 6.591

Komposisi tweets

-Original post 12 persen

-Replies 43 persen

-Retweets 45 persen

Paska mengungkapkan beberapa tokoh dengan pengikut Twitter berjumlah besar pun turut meramaikan penggunaan lima tagar terpopuler tersebut, seperti Ridwan Kamil dengan penggunaan tagar #03PersatuanIndonesia dan atau Jonru Ginting dengan penggunaan tagar #0p0sisTanpaRek0nsiliasi.

 


Indikasi Kelompok Tertentu Menggerakkan Isu di Twitter

, CfDS mengadakan riset populer dengan tajuk ‘Respon Warganet Twitter terhadap Pertemuan Jokowi-Prabowo’ pada Jumat, 19 Juli 2019. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Paska menjelaskan alasan penelitian ini memakai retweet dan original post sebagai salah satu indikator. Ia menilai retweet dan original post bisa menunjukkan indikasi penggerak suatu isu di Twitter.

"Semakin banyak RT dan yang mengunggah cuitan hanya akun-akun itu saja, maka semakin besar kemungkinan ada kelompok tertentu yang menggerakkan suatu isu lewat akun Twitter," ucapnya.

Meskipun indikasi itu ditemukan, tetapi ia belum meneliti lebih lanjut. Ia juga tidak bisa memastikan akun penggerak isu itu akun asli atau hanya akun robot.

"Untuk mendefinisikan akun robot perlu penelitian lebih lanjut dan butuh waktu," kata Paska.

Ia juga memaparkan temuan menarik lainnya dalam penelitian ini, yakni, penurunan jumlah pengikut akun Twitter Prabowo dan Partai Gerindra pasca pertemuan Jokowi dan Prabowo.

Sebelum pertemuan, pengikut akun Partai Gerindra di Twitter sebanyak 509.855 dengan rata-rata penambahan pengikut 300 sampai 400 akun per hari. Pada hari pertemuan Jokowi dan Prabowo jumlah pengikut berkurang menjadi 509.287 dan semakin turun pada hari Minggu, 14 Juli 2019 yakni 507.105 followers.

"Setelah itu, pengikut akun mulai bertambah lagi tetapi sangat sedikit menjadi sekitar 100 akun per hari, tidak seperti sebelumnya," ucap Paska.

Sementara, pengikut akun Twitter Prabowo sebelum rekonsiliasi 4.131.436. Pada hari pertemuan dan satu hari pertemuan menurun menjadi 4.130.545 dan 4.125.924. Penambahan jumlah follower per hari biasanya berkisar 600 per hari, akan tetapi setelah peristiwa itu penambahan pengikut hanya 400 akun per hari.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya