Mengunjungi Patung Sura dan Baya, Landmark Kota Surabaya

Patung Sura dan Baya yang menjadi ikon Surabaya, Jawa Timur selalu dijadikan latar berfoto para wisatawan yang datang.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jul 2019, 06:00 WIB
Patung Suro lan Boyo ikon Kota Surabaya karya Sigit Margono. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Liputan6.com, Surabaya - Surabaya, Jawa Timur memiliki ikon yang menjadi landmark dari kota ini. Ikon tersebut adalah Patung Sura dan Baya yang berada di depan Kebun Binatang Surabaya di Jalan Raya Diponegoro No.1-B.

Patung tersebut juga ada yang beberapa tempat di Surabaya seperti di taman BMX yang berada di sisi monumen kapal selam. Kemudian rencananya di Taman Suroboyo, Kenjeran.

Patung ini melambangkan Sura (ikan) dan Baya (buaya) yang konon kabarnya nama patung itu menjadi inspirasi untuk nama Kota Surabaya. Terlepas dari cerita perkelahian yang terjadi antara Sura dan Baya, makna dari patung Sura dan Baya menjadi simbol keberanian pemuda-pemuda Surabaya dalam mempertahankan wilayahnya dengan menentang bahaya.

Bahaya yang dimaksud pada saat itu ialah pemuda Surabaya bersama Raden Wijaya selamat dari serangan dan ancaman tentara Tar-Tar. Selanjutnya, hari kemenangan tersebut dijadikan sebagai hari ulang tahun Kota Surabaya.

Selain menjadi simbol Kota Surabaya,  Patung Sura dan Baya juga pernah beberapa kali digunakan untuk latar syuting sebuah film. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan film tersebut benar-benar berada di Surabaya.

Patung Sura dan Baya juga sering dijadikan sebagai latar untuk berfoto oleh wisatawan domestik dan wisatawan asing. Mereka ingin mengabadikan momen dengan menyambangi patung tersebut yang memang sangat terkenal.

Nah, bagi kalian wisatawan lokal dan asing, jangan segan-segan untuk ber-selfie ria di landmarknya Surabaya. Kurang lengkap kalau sudah ke Surabaya tapi tidak berfoto di ikon tersebut.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Melihat Ikon Baru Kota Pahlawan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan ikon baru Surabaya sebagai kado istimewa di Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-726. (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Selanjutnya, upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan pesisir pantai terus dilakukan. Salah satunya, dengan membangun infrastruktur pendukung, berupa jalan, jembatan Suroboyo, Sentra Ikan Bulak (SIB), dan Taman Suroboyo.

Bahkan Pemkot Surabaya telah membangun ikon baru Kota Pahlawan berupa Patung Suro dan Boyo. Secara simbolis, patung ini diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai kado istimewa di Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-726.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku, pembangunan Patung Suro dan Boyo ini merupakan mimpinya sejak dulu. Patung tersebut tidak hanya dapat dilihat dari daratan, tapi juga di laut.

"Terima kasih PT Pelindo yang sudah bersedia membantu, sudah lama sekali saya punya mimpi ini. Patung ini tidak hanya bisa dilihat dari darat saja tapi bisa dari laut jadi maka dari itu patungnya harus tinggi supaya bisa terlihat," kata Wali Kota Risma saat meresmikan Patung Suro dan Boyo, Rabu, 29 Mei 2019.

Risma menjelaskan, meningkatkan perekonomian warga Kota Surabaya tidaklah mudah. Karena itu, pihaknya terus berinovasi menciptakan sesuatu yang baru di setiap tahunnya, agar wisatawan tertarik datang tidak hanya sekali. Sebab, Surabaya tidak mempunyai pemandangan alam yang elok dan tidak punya kekayaan alam.

"Jadi tiap tahun harus ada yang baru di kota kita ini, karena jika tidak ada yang baru orang tidak mau lagi datang. Oleh karena itu saya mencoba tiap tahun ada sesuatu yang baru. Supaya Surabaya menjadi destinasi tujuan wisata," ujar dia.

 

 


Selanjutnya

Patung dengan tinggi total 25,6 meter itu sendiri dibangun mulai 26 Februari 2019 dan selesai pada 10 Mei 2019. Dengan tinggi dudukan patung 5 meter dan diameter 15 meter berdiri di area Taman Suroboyo yang memiliki luas 11.900 meter persegi.

Menariknya, Patung Suro dan Boyo ini memiliki bentuk unik berupa rumput laut menyerupai asli di antara kedua patung tersebut. Tak hanya itu, warna patung ini berbeda dengan patung Suro dan Boyo yang sudah ada dan menjadi beberapa ikon Kota Surabaya.

Dengan diresmikannya Patung Suro dan Boyo tersebut, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini optimistis, jika suatu saat Surabaya akan menjadi salah satu destinasi wisata mancanegara. Dengan begitu akan berdampak pada perekonomian warga yang semakin meningkat dan sejahtera.

"Warga di sini sudah mulai terasa, saya berharap ini bisa mensejahterakan warga. Namun tidak lupa kita harus kerja keras, harus ramah dan warga daerah sini juga harus menjaga kebersihan," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Kota Surabaya Ery Cahyadi mengaku tidak ada kendala dalam proses pembangunan patung tersebut. Namun Ery mengatakan, beberapa kali sempat mengalami revisi. Dibantaranya, revisi terkait mewujudkan bentuk anatomi kaki, sirip, ekor, dan wajah Suro dan Boyo.

"Karena demi mengejar kesan realistis tampilan, nanti kita akan beri plaza untuk spot foto agar menarik. Nanti plazanya yang akan berputar agar bisa digunakan untuk spot foto pengunjung. Nanti plaza tersebut akan kami sinergikan dengan jembatan," kata Ery.

Bahkan, Ery menyebut, pengembangan wisata di kawasan pesisir Surabaya akan terus dilakukan. Dalam waktu dekat, pihaknya juga berencana untuk merealisasikan pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang terkoneksi antara Taman Suroboyo dan Sentra Ikan Bulak (SIB).

"Tidak hanya itu, nanti kami akan terus memperindah dengan menambahkan air mancur, supaya lebih cantik. Khususnya di wilayah pesisir ini agar menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Kota Surabaya," pungkasnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya