Liputan6.com, Jakarta Pada April 2019 lalu, Instagram menghebohkan publik perihal rencana untuk menghilangkan tampilan jumlah like pada postingan orang-orang. Awalnya, fitur ini pertama kali diuji coba di Kanada pada bulan Mei 2019.
Kini rencana penghilangan jumlah like telah diuji coba dan diterapkan di beberapa negara. Mulai Kamis, 18 Juli 2019 Instagram mulai uji coba ke-enam negara lain, seperti Irlandia, Italia, Jepang, Brasil, Australia, dan Selandia baru, seperti Liputan6.com lansir dari Tech Crunch, Jumat (19/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dengan menyembunyikan jumlah like pada sebuah postingan, pengguna yang mampir ke profil seseorang hanya akan melihat 'like by' satu username 'and others', tanpa menampilkan jumlah like. Satu-satunya orang yang bisa melihat jumlah like itu adalah hanya si pengunggah postingan saja.
Fitur ini dibuat sebagai pertimbangan untuk membuat pengguna Instagram fokus pada foto dan video yang dibagikan, bukan pada jumlah like yang didapat. Perusahaan berupaya menghilangkan "kompetisi" jumlah like untuk menghilangkan mindset 'Do it for the gram'.
Hal ini tentunya masih menjadi pro dan kontra bagi beberapa pihak. Berikut fakta mengenai Instagram yang mulai menghilangkan jumlah like yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (19/7/2019).
1. Tujuan di Balik Hilangnya Fitur Like.
Menurut Instagram, uji coba ini merupakan salah satu upaya agar followers lebih fokus pada unggahan dan tidak melihat jumlah Likes-nya. Instagram diketahui juga akan mengeluarkan fitur baru yang ditenagai AI ‘Artificial intelligence’ untuk mengingatkan pengguna jika komentar mereka berpotensi menyerang orang lain dan bersifat kasar.
Intervensi ini memberikan kesempatan bagi pengguna untuk meng-undo komentar mereka. Instagram menyatakan sudah melakukan uji coba fitur ini, dan memang bisa menahan pengguna untuk tidak berkomentar kasar.
Advertisement
2. Pro dan Kontra.
Inovasi terbaru Instagram yang menghilangkan fitur like-nya ini jelas menuai pro dan kontra.
Bagi influencer, kuantitas like dipostingan sangat penting untuk kariernya, selain follower. Semakin banyak ia dapat like pada setiap unggahan gambarnya, semakin besar peluangnya mendapat tawaran dari pengiklan. Jumlah like juga seolah menentukan kasta dan status sosial seseorang.
Jadi hal ini masih menjadi kontra untuk beberapa kalangan seperti yang Liputan6.com lansir dari Reuter, Jumat (19/7/2019). Tapi banyak netizen yang memuji langkah Instagram ini. Instagram dianggap bisa membantu dalam mengembangkan bisnis micro influencer atau seniman-seniman baru yang membutuhkan atensi dari pengguna media sosial.
3. Mengurangi Depresi dan Penyakit Mental.
Menurut penelitian dalam jurnal berjudul ‘Journal of Social and Clinical Psychology’ mengatakan bahwa penggunaan media sosial bisa memberikan dampak depresi dan rasa kesepian pada seseorang. Hal ini lah yang mendasari beberapa peneliti menuding media sosial sebagai salah satu pemicu penyakit mental.
Pengguna sosial media akut biasanya tidak bisa bersosialisasi dengan baik di dunia nyata dan cenderung kesepian. Tak heran jika pengguna yang justru fokus meraih like dengan posting konten yang tak ada faedahnya. Jika tidak berhasil mendapatkan like, hal itu juga dapat memicu depresi bagi sebagian orang.
Adam Mosseri, kepala Instagram, mengatakan bahwa tujuan dari tes ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang nihil tekanan di mana orang bisa bebas merasa nyaman mengekspresikan diri sendiri.
Advertisement
4. Inspirasi Menghilangkan Fitur Like.
Di ajang tahunan developer F8 Facebook di San Francisco, Amerika Serikat pada Selasa 30 April 2019, CEO Instagram Adam Mosseri mengatakan fitur membunyikan like ini terinspirasi dari fitur stories milik mereka.
Di mana pada setiap postingan, pengguna dapat melihat metrik terhadap kontennya, tetapi isi jumlahnyanya tidak dimunculkan ke publik, seperti yang Liputan6.com lansir dari Business Insider, Jumat (19/7/2019).