Liputan6.com, Jakarta - Sempat populer dua tahun silam, FaceApp tiba-tiba kembali booming di kalangan warganet. Tak tanggung-tanggung, sejumlah selebritas hingga pejabat pun ramai-ramai menggunakan aplikasi "permak" wajah ini.
Alhasil, tagar #AgeChallenge dan #FaceAppChallenge pun meramaikan platform media sosial, seperti Instagram, Twitter dan Facebook.
Melihat fenomena tersebut, Anna Surti Ariani, seorang psikolog Universitas Indonesia, pun angkat bicara tentang alasan mengapa warganet ramai-ramai menggunakan aplikasi FaceApp ini.
Baca Juga
Advertisement
"Fenomena FaceApp ini sangat menarik banget. Alasan kenapa mereka menggunakan aplikasi ini, banyak sih," kata perempuan yang biasa disapa Nina kepada Tekno Liputan6.com lewat pesan singkat, Jumat (19/7/2019).
"Salah satu alasannya adalah mengikut tren di medsos saat ini. Ada banyak orang yang merasa, kalau tidak ikutan pakai FaceApp, maka (mereka) merasa kurang eksis."
Alasan Warganet Ramai-Ramai Pakai FaceApp
Dia juga menyebutkan, "Ada juga yang ingin tahu masa depan. Hidup kita kan begitu tak terduganya. Jadi, kalau ada hal-hal yang bisa membuat hidup kita sedikit lebih terduga, misalnya wajah kita di masa depan akan seperti apa (hidup jadi lebih menarik)."
Nina juga mengungkap banyak orang di masyarakat yang mengalami ketidakpuasan terhadap diri sendiri. "Misalnya, (merasa) kurang cantik atau kurang simetris, atau apalah. Jadi kita ingin mengubah diri sesuai dengan yang kita mau."
Hal lain yang menjadi alasan menggunakan aplikasi "permak" wajah semacam FaceApp, antara lain ingin tahu seperti apa wajah kita saat tua.
"Dengan cara ini, banyak orang lebih siap menghadapi masa tua. Karena banyak yang merasa ingin menghindari masa tua akibat takut jadi keriput dan lain-lain."
Ada pula faktor ingin menipu, baik diri sendiri ataupun orang lain. "Misalnya foto yang ditaro di aplikasi perjodohan dibuat lebih ganteng atau lebih cantik biar menarik lebih banyak orang."
(Ysl/Why)
Advertisement