Liputan6.com, Jakarta - Meninggalnya seniman sekaligus wartawan senior Arswendo Atmowiloto pada Jumat (19/7/2019) sore, menimbulkan duka mendalam di hati sebagian besar masyarakat Tanah Air.
Menelusuri jejak rekamnya, Arswendo Atmowiloto memiliki karier yang panjang sebagai seorang seniman dan juga penulis. Di dunia seni, ia sempat memimpin Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah yang bertempat di Solo pada 1972 silam.
Baca Juga
Advertisement
Semasa hidupnya, Arswendo Atmowiloto juga aktif sebagai penulis hingga menjelang kepulangannya. Ia juga memiliki rumah produksi sinetron bernama PT. Atmo Chademas Persada.
Dari situlah, ia memproduksi beberapa judul populer. Salah satu karya fenomenalnya adalah Keluarga Cemara yang mengudara di salah satu stasiun televisi swasta sejak 1996 hingga 2002.
Dunia Jurnalistik
Skenario dalam sinetron Keluarga Cemara diadaptasi dari cerita bersambung karya Arswendo Atmowiloto. Menariknya, sinetron ini tak hanya mengangkat nama para pemainnya, melainkan juga nama Arswendo sendiri.
Kegemarannya menulis sempat membawanya sebagai seorang wartawan di surat kabar Kompas. Ia juga memiliki jejak rekam sebagai pemimpin redaksi majalah Hai, tabloid Monitor, dan majalah Senang.
Advertisement
Kepulangan
Kiprah lain Arswendo Atmowiloto di dunia jurnalistik adalah dengan mengelola tabloid Bintang Indonesia. Namun, tiga tahun kemudian ia keluar dan mendirikan PT Atmo Bismo Sangotrah yang menaungi beberapa media cetak.
Arswendo Atmowiloto meninggal dunia di rumahnya yang terletak di Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Ia meninggal di usia 70 tahun dan sempat menderita kanker prostat menjelang akhir hayatnya.