Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) dalam pengembangan prototipe mobil pengering jagung (Mobile Corn Dryer). Setelah dilakukan uji coba pada 29 Agustus 2018 dan 15 Februari 2019, kini mobil pengering jagung diperkenalkan dengan versi terbaru.
Pada Jumat 17 Juli 2019 versi terbaru ini diperkenalkan pada ajang Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XVI tingkat Provinsi Lampung yang dipusatkan di Lampung Selatan.
Advertisement
Deputi General Manager PT. CPI, Hadi Widajat mengatakan konsep fasilitas pengeringan jagung yang mudah berpindah ini untuk mendukung program swasembada pangan, khususnya untuk jagung. PT CPI berkomitmen meningkatkan penyerapan jagung langsung dari petani yang merupakan bahan baku utama pakan ternak.
"Beberapa kelebihan yang didapatkan petani jagung dari konsep ini adalah dapat meningkatkan waktu simpan setelah dikeringkan, melancarkan tata niaga, mendapatkan kualitas lebih baik. Pada akhirnya dapat menikmati harga yang lebih baik dan sudah memiliki kadar air yang lebih rendah," ujar Hadi.
Menurut Hadi prototipe pertama masih menggunakan tiga unit truk. Kini dapat diminiaturkan menjadi hanya satu unit truk tanpa mengurangi fungsi dan kapasitas yang ditetapkan pada desain awal.
Prototipe ke-2 ini selanjutnya akan diserahkan ke Kementerian Pertanian dalam hal ini Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian sebagai proof of concept yang tentunya dapat disempurnakan lebih lanjut.
Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Sri Widayati menyatakan dukungan pemerintah terhadap inovasi ini. Menurut Sri, bila unit pengering ini sudah dapat dimiliki dan dikelola oleh kelompok atau unit pengolah pakan atau koperasi skala menengah, maka diharapkan hasil panen jagung dapat langsung dikeringkan untuk kemudian dijual.
"Bila belum dapat dijual, jagung dapat disimpan dulu, utamanya saat produksi jagung berlimpah, sehingga sekaligus berfungsi sebagai stok untuk memenuhi kebutuhan jagung peternak kecil, yang secara umum membeli jagung secara eceran dengan jumlah relatif kecil yang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara", jelas Widayati.
Salah seorang petani di Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Eko Yudianto mengaku alat tersebut sangat membantu petani terutama saat musim penghujan, dimana masalah penjemuran jagung untuk menurunkan kadar air menjadi terhambat.
"Mesin pengering ini sangat membantu petani terutama saat musim penghujan dan membantu petani mendapat harga terbaik," ujar Eko Yudianto
Dirinya berharap pemerintah bisa membantu kelompok tani dengan memberikan bantuan mesin pengering seperti ini guna membantu para petani untuk maju sehingga dapat menunjang perekonomian.
(*)