Liputan6.com, Palembang - Gubernur Sumsel Herman Deru kembali berduka setelahmendapat kabar duka bertambahnya meninggalnya korban MOS Sekolah Taruna Indonesia Palembang yang sebelumnya sempat kritis, Wiko Jerindra (14).
"Kami turut berduka atas meninggalnya siswa Taruna Nusantara itu," kata Gubernur Herman di Palembang, Sabtu (20/7/2019).
Sebagai kepala daerah dia memastikan akan tegas memberikan sanksi jika memang terjadi kesalahan yang dilakukan sekolah tersebut. Sekarang Diknas sudah membentuk tim untuk menangani masalah ini dan diharapkan secepatnya diketahui.
Baca Juga
Advertisement
"Saya tetap konsisten dengan pernyataan saya sebelumnya. Kalau nanti terbukti ini kesalahan lembaga pasti akan ada sanksi untuk sekolah tersebut," katanya dilansir Antara.
Namun demikian, agar lebih jelas dia pun masih menunggu kepastian apakah kesalahan memang dilakukan pihak lembaga sekolah atau hanya individu. Terlebih saat MOS.
"Kalau individu kita tidak bisa masuk karena itu ranahnya polisi. Tapi kalau soal kedisiplinan dan ketaatan terhadap aturan itu ada sanksinya tersendiri," imbuhnya.
"Turut berduka saya, tolong sampaikan. Insya Allah saya akan melayat kepada keluarga korban," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Widodo mengatakan, akan secepatnya melakukan evaluasi terhadap Sekolah Taruna Palembang tersebut.
Dia bahkan memastikan tak segan menyetop izin operasional sekolah tersebut jika nanti terbukti bahwa kekerasan dan pelanggaran yang dilakukan secara terstruktur.
"Mestinya secara reguler pihak sekolah memberi tahu kami jika ada kegiatan. Dan semestinya MOS itu hanya pengenalan jadi tidak boleh ada kontak fisik. Apalagi kegiatan yang dilakukan di luar pagar sekolah harusnya ada laporan ke kami biar bisa kami monitor," jelasnya.
Luka Lebam di Tubuh
Wiko Jerindra (14) diketahui menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 20.00 WIB setelah sempat mengalami kritis enam hari saat tengah menjalani MOS di sekolahnya.
Kabar berpulangnya anak kedua dari tiga bersaudara itupun dengan cepat menyebar di sejumlah media sosial dan dibenarkan langsung oleh pengacaranya, Firly melalui pesan singkat di WhatsApp.
Menurut Firli, kondisi Wiko mulai menurun sejak Jumat pukul 10.00 WIB, sehingga tim dokter berusaha memberi pertolongan medis, namun tak bisa ditolong. Sehingga meninggal dunia.
Ia menerangkan kondisi Wiko mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuh sejak pertama kali dirujuk ke rumah sakit, dan kondisi medis terakhir menyebutkan usus Wiko dalam keadaan terlilit.
"Tim medis belum mengeluarkan hasil pemeriksaan, tapi itulah kondisi yang terlihat," katanya pula.
Wiko yang meninggal pada usia 16 tahun tersebut rencananya akan dimakamkan di TPU Talang Karet, Plaju pukul 09.00 WIB.
Setelah Wiko meninggal, kuasa hukum langsung membuat laporan resmi ke Polresta Palembang untuk mengusut tuntas kejadian dugaan kekerasan saat MOS di lingkungan sekolah tersebut.
Wiko dibawa ke Rumah Sakit Karya Asih saat menjalani MOS SMA Taruna Indonesia Palembang bersama siswa lainnya termasuk Delwyn yang tidak lain korban meninggal akibat kekerasan staf pengajar sekolah tersebut, Sabtu (13/7/2019).
Sebelumnya, seorang siswa baru SMA Taruna Indonesia bernama Delwyn Berli Julindro meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan staf pengajar sekolah tersebut berinisial OFA (24) pada Sabtu (13/7/2019), polisi kemudian menetapkan OFA sebagai tersangka satu hari berselang.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement