Suara Merdu Muadzin Masjidil Haram buat Delegasi Indonesia

Jumlah Muadzin di Masjidil Haram ada sekitar 20 orang yang diseleksi secara ketat oleh Majlis Idarah Muadzin.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Jul 2019, 15:24 WIB
Peserta Daurah al-Shaifiyyah Universitas Ummul Qura Mekkah al-Mukarramah bersilaturrahim dengan beberapa Muadzin Masjid Haram di Makkah. Husen Sanusi/MCH

Liputan6.com, Jeddah - Delegasi rombongan Indonesia yang tergabung dalam peserta Daurah al-Shaifiyyah Universitas Ummul Qura Mekkah al-Mukarramah bersilaturrahim dengan beberapa Muadzin Masjid Haram di Makkah.

Empat Muadzin yang hadir bersama peserta daurah, yakni Sayyid Hasyim al-Saqqaf (Sahibul bait), Ahmad Yunus Khaujah, Suhail Hafidz, dan Said al-Zuhair (Muadzin Masjid al-Rajhi).

“Dalam pertemuan itu, para Muadzin mengumandangkan suara azan yang biasa terdengar di sekitar Masjid al-Haram pada setiap waktu shalat rawatib,” kata salah seorang peserta Daurah al-Shaifiyyah, Ustadz Hasan Darojat, seperti dikutip Sabtu (20/7/2019).

Hasan Darojat menuturkan jika sore itu juga terdengar lantunan azan di ruangan pertemuan yang begitu indah dan memikat hati. Menghadirkan kekhusuan dan ketenangan bagi pendengar.

Beberapa Muadzin bergantian mengumandangkan azan, takbir, tahmid. Selama ini, peran mereka penting dalam mendampingi suara takbir para imam salat.

Jumlah Muadzin di Masjidil Haram ada sekitar 20 orang yang diseleksi secara ketat oleh Majlis Idarah Muadzin.

 

Peserta Daurah al-Shaifiyyah Universitas Ummul Qura Mekkah al-Mukarramah bersilaturrahim dengan beberapa Muadzin Masjid Haram di Makkah. Husen Sanusi/MCH

Aktivitas para Muadzin diatur bagian Adminstrasi Muadzin (Idarah al-Muadzin) dibawah Ar-Riasah Li Syu’un al-Masjid al-Haram dan al-Masjid al-Nabawi (Kantor Kepemimpinan Urusan Masjid al-Haram dan Masjid al-Nabawi) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Abdurrahman al-Sudais.

Azan adalah panggilan ibadah untuk mengingat Allah SWAT. Keberadaan muazin berperan sangat penting, karena ia bertanggung jawab untuk memanggil jama’ah setiap waktu datang salat.

Baginya tidak boleh terlambat sedikitpun. Dari sini, ia akan berupaya datang satu atau setengah jam sebelum datangnya waktu shalat.

“Suara merdu yang diberikan oleh Allah Swt. sebagai anugrah dijaga dengan keimanan dan keikhlasan, memperbanyak membaca al-Qur’an dan berdzikir. Tugas mulia ini akan meningkatkan derajat dirinya di hadapan Allah kelak di hari kiamat,” ujar Hasan Darojat.

Tonton Video Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya