Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan Rupiah asli dalam mahar sebuah pernikahan. Karena ini bisa melanggar UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Melalui akun Facebook resminya Bank Indonesia pun menyatakan menggunakan uang, terutama pecahan kertas sebagai mahar pernikahan sama saja dengan 'menyiksa' uang. Apalagi ketika mahar itu dibuka satu per satu tak ayal uangnya menjadi lecek bahkan berisiko sobek.
Bahkan, dalam UU tersebut mencantumkan bagi saiapa saja yang merusak simbol negara, dalam hal ini Rupiah, ancaman pidananya sendiri adalah 5 tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar.
"Iya, karena sudah ada Undang-Undangnya juga. Jadi perlu diingat," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko kepada Liputan6.com, Minggu (21/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Onny menegaskan memang sebaiknya tidak digunakan untuk kepentingan mahar yang berpotensi merusak bentuk nilai tukar rupiah itu sendiri.
"Tidak boleh, Rupiah itu secara filisofis simbol kedaulatan negara. Diedarkan hingga ke pulau/wilayah terluar, terdepan dan terpencil, ini juga dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI. Jadi tentu kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan dan memperlakukan Rupiah secara bijak dan penuh hormat," tambahnya.
Seperti diketahui, dalam akun Facebook BI, dalam mahar sebuah pernikahan disarankan untuk menggunakan uang mainan. Hal ini diklaim tidak megurangi keindahan mahar itu sendiri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gubernur BI Optimistis Rupiah Bakal Terus Menguat
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) menguat Rp 13.937 per USD pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (19/7). Pada pembukaan perdagangan tadi pagi nilai tukar mata uang Garuda berada pada level Rp 13.939 per USD.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan Rupiah masih memiliki potensi untuk terus menguat. Salah satunya didukung oleh penurunan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan menjadi angka 5,75 persen.
"Perkembangan dari kemarin ada kecenderungan menguat, supply demand bergerak aktif, mekanisme pasar berjalan baik, pernah di bawah Rp 13.900 bahkan tadi ada Rp 13.850," ujar Perry di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (19/7).
Keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, kata Perry, memberi persepsi positif bagi pasar. Di mana para investor menilai kondisi ekonomi Indonesia sudah semakin baik untuk menjalankan investasi.
"Kami tekankan, pertama, investor dan pasar dunia perbankan dunia usaha dalam dan luar negeri menyambut positif keputusan Bank Indonesia menurunkan rate 25 basis poin dan menambah positif dari persepsi pasar maupun investor bahwa prospek ekonomi kita membaik dengan stabilitas terjaga," jelasnya.
Advertisement