Membayangkan Putri Mokole Menyepi di Danau Biru Kolaka Utara

Telaga di tengah tebing bebatuan cadas yang menjadi salah satu lokasi wisata buruan wisatawan.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 22 Jul 2019, 06:00 WIB
Wisatawan yang menikmati Danau Biru Kolaka Utara.(Liputan6.com/La Ode Sendranto untuk Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kolaka - Danau Biru Kolaka Utara, begitu masyarakat disana menyebut. Menyimpan pesona dan legenda sang putri yang diceritakan masyarakat turun-temurun.

Danau Biru, mirip Danau Labuan Cermin di Kalimantan Timur. Ukurannya yang tak terlalu luas, lebih tepat disebut telaga.

Hamparan airnya yang jernih dan tenang, benar-benar membuat teduh. Dengan kedalaman air sekitar 7 meter, dasarnya dengan mudah diamati wisatawan.

Disisi danau, menjulang tebing dengan ketinggian mencapai 30 meter. Hamparan tebing hijau ini, menjadikan danau biru makin terlihat eksotik.

Saat matahari sedang cerah, jernihnya air seakan memanggil pengunjung untuk mandi berlama-lama. Sejuknya hawa pegunungan, menjadi alasan pengunjung bertahan menikmati danau.

Paling asyik saat siang hari. Sebab, matahari bersinar penuh tanpa terhalang tebing. Pada moment ini, pengunjung dengan mudah mengambil foto dengan kualitas gambar keren.

"Biasanya, gambar yang bagus saat matahari bersinar terik," ujar Isman, salah seorang guide lokal.

Tidak hanya itu, danau menjadi salah satu lokasi camping yang tepat. Jika cuaca sedang cerah, malam menjadi pilihan yang tepat menghabiskan waktu bersama rekan-rekan.


Legenda Putri Mokole

Danau Biru Kolaka Utara, menjadi salah satu tujuan wisata terbaik di Sulawesi Tenggara.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Danau yang lebih tepat disebut telaga itu, berada di Desa Walasiho, Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara. Dari Kolaka,ada sekitar satu jam lebih perjalanan menuju ke tempat ini dengan kendaraan roda 4.

Dahulu, penduduk setempat mengenal legenda tentang seorang putri. Putri yang disayang oleh kedua orang tuanya.

Dikisahkan, puri Mokole adalah seorang anak raja. Dialah yang menyebabkan munculnya danau di tengah hutan penuh bebatuan dan hampir tak ada sumber mata air lainnya.

Menurut warga, Mokole memiliki permintaan kepada raja yang juga ayahnya. Namun, permintaannya tak dapat dikabulkan karena terlalu berat.

Mokole pun memilih pergi dari istana dan menyendiri di tengah hutan. Dia kemudian menyepi, bertapa dan duduk di atas sebuah batu.

Setelah sekian lama, utusan raja datang memangggil Mokole pulang ke istana. Saat berdiri dari duduknya, memancarlah air dan lama-kelamaan membentuk menjadi Danau Biru yang kita kenal sekarang ini.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya