Cerita Gondangdia: Serunya Belajar Bahasa di Kelas Kamisan

Kali ini Kelas Kamisan mendapat tamu narasumber dari Pusat Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

oleh Fadjriah Nurdiarsih diperbarui 22 Jul 2019, 15:00 WIB
Ovi Soviaty Rivay, Kepala Bidang Pemasyarakatan, memberikan materi Logika dan Kalimat Efektif pada Kelas Kamisan (18/07)

Liputan6.com, Jakarta - Kamis, 18 Juli 2019, di Kantor KLY Gondangdia digelar Kelas Kamisan bagi para awak media Liputan6.com, Dream.com, Fimela.com dan Merdeka.com. Ini merupakan agenda rutin setiap Kamis agar para reporter maupun editor yang ada di dalam manajemen Kapan Lagi Youniverse bisa terus belajar dan meningkatkan keahliannya dalam bidang jurnalistik.

Kelas Kamisan pada hari itu istimewa karena kami kedatangan tamu dari Pusat Pengembangan Bahasa dan Perbukuan (dahulu Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) yang ada di bawah Kemendikbud. Ibu Ovi Soviaty Rivay, Kepala Bidang Pemasyarakatan Bahasa, dan Ibu Kaniah hadir memenuhi undangan kami untuk berdiskusi bersama.

Suasana belajar sore itu cukup hangat. Kawan-kawan redaksi tentu tak menyia-nyiakan kesempatan bertanya kepada para narasumber. Materi yang diangkat memang cocok dengan problematika yang seringkali dihadapi kawan-kawan dalam pekerjaan sehari-hari, yakni “Logika dan Kalimat Efektif”.

Saking antusiasnya terhadap kelas sore itu, ruang rapat Liputan6.com tak sanggup menampung peserta yang membeludak. Beberapa peserta yang terlambat terpaksa menarik kursi tambahan atau berdiri di dekat pintu masuk.  

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Banjir peminat

Ovi Soviaty Rivay, Kepala Bidang Pemasyarakatan, memberikan materi Logika dan Kalimat Efektif pada Kelas Kamisan (18/07)

Bu Ovi membuka kelas dengan menyebutkan bahwa koma punya fungsi dalam kalimat. Contoh-contoh yang dikemukannya sangat menarik dan relevan dengan yang dijumpai sehari-hari, sehingga kami pun tertawa-tawa melihatnya. Selama ini kami rupanya kerapkali abai karena menganggap berbagai kalimat itu dapat dimengerti, padahal rupanya mengandung kesalahan yang cukup fatal.

Bu Ovi menyemangati dengan berkata, “Kami di Pusat Bahasa memang pekerjaannya seperti ini, jadi cepat melihat kesalahan.”

Meski demikian, ia mengapresiasi peran aktif media massa dalam memperkenalkan kata-kata baru maupun kata-kata baku kepada masyarakat.

“Media punya peran vital. Dulu kami di Pusat Bahasa berkali-kali mencoba mempopulerkan kata cabai tapi susah. Tapi begitu media yang pakai cabai, bukan cabe, masyarakat cepat menerima,” ujarnya.

Ia juga menantang Liputan6.com untuk aktif menciptakan kata-kata baru. Salah satunya untuk catcalling, yang memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

Kelas berlangsung seru, para peserta juga antusias bertanya. Kelas yang direncanakan berakhir pukul 16.00 WIB terpaksa mundur satu jam lebih lambat karena banyaknya peserta yang memborbardir dua pembicara dengan pertanyaan mereka.


Lanjutan dari Safari Bahasa

Safari Bahasa merupakan kegiatan rutin kunjungan dari Pusat Bahasa ke media.

Kelas bahasa ini merupakan lanjutan dari kegiatan Safari Bahasa yang pernah dilakukan oleh Pusat Bahasa pada 2018 yang lalu. Saat itu tim dari Bidang Pemasyarakatan, antara lain diwakili oleh Ibu Martha, Ibu Meity Takdir, dan Pak Akik Tajudin.

Pada saat itu, di kantor kami di SCTV Tower Lantai 17, Pusat Bahasa dan redaktur pelaksana, Telni Rusmitantri, dan wakil pemimpin redaksi Elin Kristanti, beserta para editor bahasa menerima lima orang perwakilan Pusat Bahasa.

Bincang-bincang berlangsung santai dengan banyak diskusi. Selama ini media merasa agak sulit menjalin komunikasi dengan Pusat Bahasa. Namun, dengan adanya kegiatan semacam Safari Bahasa, bisa ada komunikasi yang intens dan langsung mengenai hal-hal yang diragukan, termasuk di antaranya pemakaian kata-kata yang tengah viral di masyarakat oleh media.

Dalam kesempatan itu, Pusat Bahasa juga memberikan kenang-kenangan berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia V, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi keempat, dan buku UU Bahasa.

Sebagai media terdepan dan tepercaya di Indonesia, Liputan6.com bertekad terus menggunakan bahasa yang baik dan sesuai kaidah jurnalistik. Hal ini sebagai bagian dari fungsi pendidikan media di tengah masyarakat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya