Ada Keseruan Apa Saja di Pekan Sastra Betawi?

Pekan Sastra Betawi akan berlangsung pada 5--8 Agustus 2019 di Taman Ismail Marzuki. Bakal ada pertunjukan langka pada kesempatan itu.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 22 Jul 2019, 18:03 WIB
Warga menari saat Lebaran Betawi di Monas, Jakarta, Minggu (21/7/2019). Untuk pertama kalinya Lebaran Betawi digelar di Monas yang diisi oleh beragam seni dan budaya masyarakat Betawi dalam rangka memeriahkan HUT DKI Jakarta. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Sastra Betawi kurang dikenal masyarakat luas meski sudah cukup lama ada. Untuk itu, Unit Pengelola Taman Ismail Marzuki (TIM) menggelar acara Pekan Sastra Betawi (PSB) yang akan berlangsung pada 5--8 Agustus 2019 di Taman Ismail Marzuki.

Menggandeng sejumlah pihak seperti Lembaga Kebudayaan Betawi, Balai Pelestarian Nilai Jawa Barat, Komunitas Baca Betawi, dan Betawi Kita, Pekan Sastra Betawi mengangkat tema Lokalitas Metropolitan.

Tema dipilih sebab karya sastra Betawi merupakan karya-karya yang melukiskan ciri khas wilayah kebudayaan Betawi, termasuk komunitas kultural yang mendiaminya, serta kota tempat bermukim.

Lokalitas merupakan sebuah wilayah yang masyarakatnya mandiri dan arbitrer. Lokalitas juga berkaitan erat dengan persoalan kultural dan etnisitas, sebab lokalitas biasanya mencerminkan semangat pendukung kebudayaan tertentu atau masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, baru-baru ini, beragam kegiatan akan mengisi kemeriahan PSB, salah satunya acara Betawi Bersastra. Acara ini digelar untuk mengapresiasi karya sastra para maestro dan penerbitan karya baru.

Ada pula pembacaan karya-karya maestro seperti SM Ardan, Firman Muntaco, atau Muhammad Bakir. PSB juga memberi kesempatan seluas-luasnya pada para penulis dan pencinta sastra untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan pendukung “Betawi Bersastra”.

Sementara, kegiatan seminar akan menghubungkan para penulis, pemerintah, kritikus, budayawan, pencinta sastra, pengamat hingga awak media untuk membuat rumusan yang tepat bagi perkembangan sastra Betawi ke depan.

Seminar menargetkan 100 orang peserta dari berbagai latar belakang. Tema seminar mengambil topik imej orang Betawi yang sering dipersepsikan secara keliru atau salah kaprah di publik. Para pembicara yang akan hadir adalah Ade Irwansyah, Hikmat Darmawan, David Nurbianto, serta Yahya Andi Saputra.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pertunjukan Langka

Pengunjung melihat resep makanan khas Betawi di salah satu sudut Museum Betawi, kawasan Setu Babakan, Jakarta, Minggu (23/6/2019). Dalam rangka perayaan HUT ke-492 Jakarta beragam acara kebudayaan khas betawi digelar di kawasan Setu Babakan, Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Acara lainnya, lomba menulis cerita pendek dengan tema Kampungku. Acara ini bertujuan menjaring talenta-talenta baru sebagai sastrawan Betawi, serta melestarikan bahasa daerah. Tak ketinggalan pula penampilan seni pertunjukan.

Seni sastra lisan Betawi sangat kaya, tapi kurang terekspos karena pelakunya sudah sedikit, serta ada hambatan dalam regenerasi. Parade pertunjukan seni sastra lisan ini diharapkan mampu mengenalkan kekayaan dan keunikan sastra lisan Betawi.

Pertunjukan seni sastra lisan Betawi akan menghadirkan buleng, sahibul hikayat (klasik dan hasil revitalisasi), gambang rancak, topeng jantuk, dan lenong.

Pekan Sastra Betawi juga menggelar acara workshop. Tujuannya menguatkan literasi masyarakat Betawi. Peserta diharapkan mampu menulis tentang kebudayaan Betawi dengan baik. Ada empat workshop yang direncanakan, yakni workshop menulis cerpen, pantun, skenario drama, dan feature.

Untuk memeriahkan acara, pada momen ini juga akan digelar bazar dengan tema "Festival Jajanan Betawi". Kuliner Betawi memiliki jejak keanekaragam rasa dengan berbagai budaya yang memengaruhi kebudayaan Betawi di antaranya Tiongkok, Arab, dan Portugis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya