Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menyampaikan, salah satu pencapaian BPOM yang paling membanggakan dari segi regulasi. Regulasi menjadi titik utama mewujudkan proses pengawasan obat dan makanan.
"Capaian BPOM selama tiga tahun ini banyak. Terutama dari sisi regulasi. Regulasi dibutuhkan untuk mempermudah akses pengawasan obat dan makanan," kata Penny saat sesi Dialog Kinerja 3 Tahun Badan POM di Kantor BPOM, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Advertisement
Hasil regulasi yang dibuat akan disalurkan ke seluruh negeri melalui surat edaran kepada pemerintah daerah. Dalam hal ini, pemda setempat harus mengawasi keamanan pangan juga pembiayaan terkait anggaran yang sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pencapaian di sisi regulasi juga mewujudkan kemitraan dengan Balai POM yang ada di daerah. Pemda punya tanggung jawab yang kuat dalam kemitraan melakukan pengawasan obat dan makanan.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Berhadapan dengan Birokrasi
Bagi Penny, tantangan terbesar dan paling berat adalah berhadapan dengan birokrasi.
"Saya mendukung betul apa yang disampaikan Pak Joko Widodo (Jokowi). Bahwa para birokrat harus bersikap profesional," lanjutnya.
Selama memimpin BPOM, Penny banyak melakukan perombakan di jajarannya. Hal itu diakuinya agar para stafnya makin inovatif
"Keluar dari zona nyaman. Saya memindahkan staf dan bukan sembarangan memindahkan saja. Agar staf makin inovatif. Sering sekali saya dibilang otoriter. Tapi itu strategi yang diperlukan," tutur Penny.
Upaya yang dilakukan Penny terkadang bertentangan dengan birokrasi yang ada.
"Jangan terlalu lama dan nyaman (di satu divisi). Nanti tidak berinovasi. Harus ada perubahan mengubah situasi. Ya, perubahan mindset ini," lanjut Penny.
Advertisement