Gagal Paham, Lelaki Ini Biarkan Lintah Peliharaan Hisap Darahnya Setiap Hari

Seorang pria memelihara lintah sampai berukuran besar, dan membiarkan hewan ini menghisap darahnya.

oleh Afra Augesti diperbarui 22 Jul 2019, 21:00 WIB
Ilustrasi lintah (iStock)

Liputan6.com, Perth - Pernahkah Anda mendengar cerita tentang seseorang yang memelihara lintah di rumahnya dan membiarkan hewan parasit ini menghisap darahnya setiap hari?

Bukan untuk maksud pengobatan, melainkan binatang tersebut telah menyelamatkan hidupnya dari peristiwa mengerikan pada masa lalu.

"Lintah adalah makhluk luar biasa yang tumbuh besar dengan cepat pada satu waktu dan hewan peliharaan yang mengagumkan," kata lelaki bernama Ariane Khomjani tersebut kepada ScienceAlert, dikutip pada Senin (22/7/2019).

"Beberapa suka mencoba dan menyusup ke dalam pakaian saya untuk mendapatkan darah lebih sering, haha! Tapi begitu mereka kenyang, mereka akan lepas dengan sendirinya dan aku tempatkan di air," imbuh Khomjani.

Khomjani punya empat ekor lintah di tempat tinggalnya, yang bisa ia pegang kapan saja dan kasih makan kapan pun 'vampir-vampir' ini haus darah.

Spesies-spesies yang dipeliharanya adalah salah satu jenis yang bisa membesar seukuran lengan tangannya, yaitu lintah kerbau (Hirudinaria manillensis) dari Asia.

Ada lebih dari 600 spesies lintah di seluruh dunia dan sebagian besar --tidak semuanya-- merupakan pengisap darah, sedangkan yang lain, seperti lintah cacing (Pharyngobdellida), adalah predator yang menelan mangsa invertebrata secara keseluruhan.

Ada pula beberapa spesies detritivora yang memakan puing-puing organik.

Lintah dapat memiliki hingga delapan pasang ocelli (bintik mata), yanga digunakan untuk mendeteksi bayangan mangsanya. Bit (satuan informasi terkecil dalam sistem informasi) otak lintah tersebar di 32 segmen tubuh dan hewan ini adalah hermafrodit -- dua alat kelamin dalam satu tubuh.

Ketika lintah yang lapar merasakan panas tubuh Anda atau CO2 dalam napas Anda, lintah itu dapat langsung menempel di badan Anda menggunakan mulut yang juga menjadi pantatnya.

Jika menemukan inang yang sesuai, lintah akan menyuntikkan air liurnya --yang mengandung senyawa pembekuan anestesi dan anti-darah -- sebelum menggigitnya dengan rahang bergerigi dua atau tiga cabang.

"Begitu mereka makan, kamu bahkan tidak merasakannya, bahkan saat lintah kerbau besar mengisap darahmu, tidak ngilu," jelas Khomjani, meskipun gigitan awal bisa sedikit sakit.

Mungkin orang akan menganggap Khomjani gila, tapi ia punya alasan khusus untuk memelihara lintah di rumahnya.

"Saya memiliki masalah neurologis dan sirkulasi darah yang sangat buruk. Beberapa bulan lalu, saya mengalami kecelakaan serius dan hampir kehilangan penglihatan di mata kiri saya. Lintah peliharaan saya membantu saya menjalani kehidupan normal. Saya belum pernah terluka seperti ini sebelumnya, dalam hidup saya, dan tidak tahu harus berkata apa. Saya tidak tahu harus minta tolong ke siapa," ungkapnya.

Namun apa pun yang melibatkan kontak langsung dengan aliran darah Anda, memberi makan lintah darah Anda sendiri tidak boleh dicoba tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter spesialis.

Beberapa orang alergi terhadap air liur lintah dan selalu ada risiko terkena infeksi dari binatang ini.


Rumah Sakit Pakai Lintah Juga?

Ilustrasi lintah (iStock)

Khomjani menambahkan, ketika sebagian besar luka gigitan sembuh tanpa bekas, karena anti-koagulan dalam air liur lintah, kadang-kadang butuh beberapa hari untuk menghentikan pendarahan. 

"Lintah telah lama dikaitkan dengan budaya manusia, khususnya di Eropa, selama berabad-abad," kata parasitologist Mackenzie Kwak dari National University of Singapore kepada ScienceAlert.

Umumnya manusia memelihara lintah adalah untuk keperluan medis, sejak sekitar 3.000 tahun lalu. Selama era Victoria (pada 1800-an) ahli medis merekomendasikan lintah untuk mengobati semua penyakit, mulai dari sakit kepala hingga nymphomania.

Populasi lintah sekarang sangat berkurang, sehingga populasi lintah obat (Hirudo medicinalis) di seluruh Eurasia, sehingga spesies ini sekarang dilindungi.

Di masa kini, lintah masih disimpan untuk digunakan dalam pengobatan manusia dan hewan di seluruh dunia dan disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sebagai "alat kesehatan".

"Lintah digunakan pascaoperasi pada pasien yang telah menjalani reattachment digit atau operasi otot atau flap," kata perawat Julie Smolders dari South Western Sydney Local Health District kepada ScienceAlert.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya