Pemimpin Hong Kong Akan Selidiki Penyerangan oleh Gengster Bertopeng

Carrie Lam akan menyelidiki penuh kasus penyerangan oleh gengster yang menargetkan warga Hong Kong.

oleh Siti Khotimah diperbarui 22 Jul 2019, 18:35 WIB
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam (AFP/Anthony Wallace)

Liputan6.com, Hong Kong - Warga Hong Kong kembali berunjuk rasa di kantor perwakilan utama China di kota itu. Demonstrasi berakhir bentrok pada Minggu 21 Juli, dengan polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan para aktivis yang telah merusak dinding dan lambang nasional.

Menanggapi hal tersebut, Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengutuk pengunjuk rasa. Ia mengatakan, penargetan kantor pemerintah adalah tantangan bagi kedaulatan nasional seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (22/7/2019).

Lam juga mengklaim telah terkejut dengan serangan sekelompok pria bertopeng terorganisasi pada waktu yang berdekatan. Kelompok itu telah menyerang komuter dan pengunjuk rasa di stasiun di Yuen Long pada Minggu.

Sang pemimpin Hong Kong yang dekat dengan China daratan itu mengatakan, akan menyelidiki penuh kasus penyerangan gengster. Lam mengatakan, ia telah menginstruksikan Komisaris Polisi Stephen Lo untuk menemukan para pelaku.

"Saya sudah mengatakan ini dan saya akan mengatakannya lagi, kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah dan hanya akan mengarah pada lebih banyak kekerasan," katanya pada konferensi pers.

Kejadian penyerangan oleh gengster telah menyebabkan masifnya kritik untuk kepolisi Hong Kong, dianggap gagal melindungi demonstran dan komuter.

 

Simak video pilihan berikut:


Triad Jadi Tersangka

Bentrok polisi dan demonstran anti pemerintah Hong Kong (AP/Lo Kwanho)

Seorang anggota parlemen oposisi menyatakan, gerombolan itu diduga memiliki keterkaitan dengan kelompok kejahatan terorganisir (triad Hong Kong).

"Apakah Hong Kong sekarang mengizinkan triad untuk melakukan apa yang mereka inginkan, memukuli orang-orang di jalan dengan senjata?" kata anggota parlemen Lam Cheuk-ting kepada wartawan.

Jika terbukti bahwa gerombolan insiden Minggu terafiliasi triad, ini bukan pertama kalinya kelompok kejahatan terorganisir itu menargetkan massa pro-demokrasi di Hong Kong.

Peristiwa serupa pernah terjadi pada 2017 selama protes serupa dan melukai sejumlah orang --the Daily Beast melaporkan.

Setidaknya 45 orang terluka di Hong Kong akibat serangan sekelompok pria bertopeng tersebut. Satu di antara korban tengah berada dalam kondisi kritis, menurut otoritas rumah sakit kota.

Segerombolan pria tak dikenal itu menyerang para komuter dan pengunjuk rasa anti-pemerintah di sebuah stasiun kereta api di Hong Kong. Kelompok tersebut dilaporkan membawa tongkat dan mengenakan kaus putih, membanjiri stasiun Mass Transit Railway (MTR) di daerah Yuen Long.

Serangan itu terjadi setelah beberapa ribu aktivis mengepung kantor perwakilan China di Hong Kong, yang kemudian bentrok dengan polisi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya