Liputan6.com, Kendari - Presenter TVRI Kendari yang tewas dibunuh, Abu Saila alias Aditya (55), pada Sabtu, 20 Juli 2019, merupakan sosok multitalenta. Dia jago berenang dan pernah menekuni dunia model. Keterampilan ini dia tekuni hingga sebelum ditemukan tewas.
Saat riwayat hidupnya dibacakan pihak keluarga dalam prosesi pemakaman, terungkap Abu Saila pernah menjadi perenang terbaik se-Sulawesi Selatan pada 1989. Saat itu, dia masih berstatus siswa SMA.
Abu Saila bisa menjadi juara setelah mengalahkan lawan-lawannya pada ajang renang pelajar. Selanjutnya, dia mewakili siswa se-Sulawesi Selatan menuju tingkat nasional.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, pria yang memiliki 2 anak ini juga aktif sebagai penyanyi dan presenter profesional. Tercatat, sudah beberapa tahun menjalani profesi presenter TVRI Sulawesi Tenggara dan tercatat aktif sebagai ASN.
Bakat lainnya, yakni menekuni dunia model. Pria kelahiran 25 Februari 1964 itu, sudah bukan rahasia lagi menjadi salah satu pelopor modelling dan fashion show di Sulawesi Tenggara.
Dari sejumlah foto di akun media sosial miliknya, Abu Saila ternyata pernah mengikuti ajang modelling sambil bekerja sebagai presenter TVRI Kendari. Bahkan, hingga usianya menjelang 50 tahun, Abu Saila terlihat masih berjalan di catwalk bersama sejumlah model lainnya.
Pelaku Sempat Hendak Kabur
Achfi Suhasim alias Afid (29), pelaku pembunuhan Abu Saila, diduga hendak melarikan diri ke luar daerah usai melakukan aksinya. Pelaku ternyata sempat pergi melapor ke kantor polisi.
Setelah menghabisi nyawa korban dengan belasan tikaman, pelaku kemudian lari menggunakan layanan mobil online. Saat itu, pelaku ke Polsek melaporkan telah kehilangan dompet.
"Dia melapor kehilangan dompet dan dibuatkan laporan," ujar kasat Reskrim Polres Kendari, AKP Diki Kurniawan.
Kasat Reskrim melanjutkan, pelaku sempat mengaku membuang barang bukti di laut. Ternyata, setelah dicek, barang bukti dibuang ke got yang hanya berjarak 5 meter dari mobil korban yang dia tinggalkan.
"Kita amankan sebilah badik, jaket milik pelaku. Pelaku sempat membersihkan bekas-bekas darah setelah membunuh," ujar Kasat Reskrim.
Diduga, dengan berdalih kehilangan dompet dan identitas lainnya, pelaku dengan mudah memasuki bandara. Sehingga, meskipun tanpa KTP, dia bisa diizinkan terbang ke luar daerah.
Advertisement
Keluarga Minta Pelaku Dihukum Berat
Pemakaman presenter TVRI, korban pembunuhan itu, diringi isak tangis pihak keluarga. Istri dan kedua anak korban tak kuasa menahan air mata saat jenazah hendak diturunkan ke liang lahat.
Sambil memegang foto ayahnya di samping pemakaman, dua anak Abu Saila yang masih berusia 13 dan 11 tahun terlihat sedih. Istri korban, terlihat menangis di sisi liang lahat.
Dua orang kerabat korban langsung angkat bicara soal kematian korban yang dianggap sadis. Mereka mengatakan, korban telah dibunuh dengan sadis.
Kakak kandung korban, Jusnawan, mengatakan korban pernah menjadi korban pemukulan pada tahun 2000. Namun, tak ada proses hukum yang jelas.
Selain itu, pihaknya meminta polisi mengusut tuntas. Mereka tak yakin, pelaku hanya seorang saja menjalankan aksinya.
"Kalau bisa diusut, kami tak akan yakin pelakunya seorang saja. Kami meminta polisi mengusut hingga jelas semua," ujar Jusnawan.
Salah seorang kerabat lainnya, Muhammad Nasir Andi Baso, mengatakan keluarga merasakan kesedihan yang luar biasa. "Kami minta polisi mengusut jelas. Pelaku sudah dibunuh dengan sadis dan kejam," ujar Andi Baso.
Saksikan juga video pilihan berikut ini: