Liputan6.com, Jakarta Pemerintah meminta maskapai berbiaya hemat atau Low Cost Carrier (LCC) dalam hal ini Citilink dan Lion Air untuk transaparan dalam penjualan tiket pesawat murah.
Hal ini menyusul arahan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution yang telah mengeluarkan kebijakan kepada maskapai LCC untuk melakukan penyesuaian harga tiket pesawat sebesar 50 persen dari Tarif Batas Atas (TBA) yang diberlakukan per 11 Juli 2019.
Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono menyebutkan pihaknya telah melakukan monitoring dengan cara mencoba memesan tiket dengan harga murah tersebut. Adapun penjualan tiket murah ini hanya berlaku pada Selasa, Kamis dan Sabtu mulai pukul 10.00-14.00 waktu setempat.
"Kami mencoba, apakah betul harganya (sudah turun)? Dari sampling pengetesan, gak ada seat yang penurunan," kata dia, di kantornya, Senin (22/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan, bisa saja hal itu karena tiket murah yang jatahnya hanya 30 persen dari total seat sudah penuh. Namun dia meminta maskapai untuk menerapkan transaparansi dalam penjualan tiket murah tersebut.
"Masalahnya, transaparansi alokasi itu harus ditangguhkan dalam sistem," ujarnya.
Dengan adanya transparansi, lanjutnya, akan terlihat apakah tiket pesawat murah disediakan atau dijual sesuai kuota yang telah ditentukan atau tidak.
Menampilkan Informasi Ketersediaan Kursi
Selain itu, ketika hendak melakukan pemesanan akan ada keterangan apakah tiket murah masih tersedia atau sudah habis dipesan. Dia menilai hal tersebut akan sangat berguna bagi calon penumpang saat hendak melakukan pemesanan tiket pesawat.
"Begitu habis, kita tidak tahu. Saya sebagai penumpang gak bisa akses info detail, jatah berapa seat tidak tau, tiba-tiba tidak bisa aja," ujarnya.
Kendati demikian dia percaya bahwa maskapai berkomitmen untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Namun penyesuaian dalam sistem memang butuh waktu yang tidak sebentar.
"Saya yakin mereka komitmen, pasti jatah sudah terisi, cuma perlu transparansi," tutupnya.
Advertisement
Sistem Reservasi Baru
Sebelumnya, dia juga meminta maskapai LCC dalam hal ini Citilink dan Lion Air untuk membuat sistem reservasi baru untuk tiket murah tersebut. Tujuannya untuk menghindari adanya calo saat pemesanan tiket sebab tiket murah yang dijual hanya 30 persen dari total seat atau kursi.
"Mekanisme reservasinya nanti gunakan sistem subclassesnya. Mereka gunakan sistem dulu - duluan, cepet-cepetan kalau mau dapat diskon 50 persen," kata dia, di Gedung Kemenko Perekonomia, Jakarta, Jumat (12/7).
Kendati pembelian tiket masih menggunakan sistem siapa cepat dia dapat atau first come first serve., namun untuk pembelian tiket murah tersebut ada syarat dan ketentuan khusus yang harus dipatuhi oleh penumpang. Hal tersebut guna menghindatri praktik calo melalui cara penggantian nama dan identitas pembeli tiket.
"Untuk hindari penyalahgunaan, perubahan nama dikenakan biaya lebih mahal. Menghindari orang pesen duluan kemudian rubah nama. Ini kondisionlnya kita perketat. Intinya untuk amankan supaya 30 persen seat tidak di salah gunakan," jelasnya.
Dia juga meminta adanya transaparansi dalam sistem reservasi tiket sama halnya seperti pemesanan tiket kereta api. "Saya usulkan dalam sistem reservasinya transparan seperti pesan kereta api, ada masih berapa seat," ujarnya.
Seperti diketahui penjualan tiket murah ini hanya berlaku pada Selasa, Kamis dan Sabtu mulai pukul 10.00-14.00 waktu setempat. Penurunan harga tiket pesawat dilakukan dengan pemberian diskon sebesar 50 persen dari Tarif Batas Atas (TBA).
Di mana pada waktu dan jam-jam tertentu maskapai Citilink akan menyediakan sebanyak 62 penerbangan per harinya dengan menyiapkan sebanyak 3.348 kursi. Sedangkan Lion Air Group sendiri akan menyediakan sebanyak 146 penerbangan per hari dengan menyiapkan sebanyak 8.278 kursi.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com