Liputan6.com, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mendesak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperketat pengawasan di bidang Information Technology (IT) sektor perbankan pasca terjadinya gangguan sistem yang terjadi pada PT Bank Mandiri (Persero). Eror yang terjadi pada Bank Mandiri menyebabkan perubahan data rekening nasabah.
Beberapa waktu lalu, sejumlah nasabah Bank Mandiri sempat mengeluhkan perubahan drastis pada saldo di rekeningnya. Perubahan tersebut berupa kenaikan jumlah saldo maupun berkurangnya saldo milik nasabah di rekening Bank Mandiri.
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai, insiden itu merupakan pertanda dari lemahnya sistem pengamanan dan pengawasan digital di dunia perbankan Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
"Ya, memang masih ada kelemahan sistem IT, baik karena human erreror or maupun kerentanan sistem software," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (23/7/2019).
Oleh karenanya, ia meminta OJK untuk lebih rutin mengawasi sistem IT di sektor perbankan dalam negeri agar petaka yang dialami Bank Mandiri beserta nasabahnya tidak ikut menimpa bank besar lainnya.
"Maka dari itu tugas OJK juga penting memastikan pengawasan berkala terhadap IT perbankan dengan lebih ketat," imbuh Bhima.
"SDM (Sumber Daya Manusia) pengawasan IT di perbankan juga perlu ditambah. Jadi jangan sampai ada eror yang rugikan nasabah," dia menambahkan.
Selain sistem IT, Bhima juga turut menyoroti aspek lainnya yang masih harus lebih diperbaiki di sektor perbankan nasional. "Soal SDM untuk pengawasan sistem internal, itu juga masih kurang," tandasnya.
OJK Minta Bank Mandiri Perbaiki Sistem agar Insiden Eror Tak Terulang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memonitor upaya mitigasi yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) dalam mengatasi permasalahan teknologi informasi bank tersebut. Perbankan harus memiliki dan menerapkan standar operasional yang baik, jika gangguan sistem terjadi, dengan memprioritaskan aspek perlindungan konsumen terkait dengan hak nasabah, termasuk pemulihan layanannya.
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anto Prabowo menjelaskan, OJK meminta Bank Mandiri untuk segera melaporkan permasalahan yang terjadi dan langkah-langkah yang akan mereka lakukan agar kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.
BACA JUGA
"Saat ini yang terpenting adalah pelayanan sudah kembali normal dan mereka juga telah menjamin keamanan dana nasabah, sehingga tidak ada nasabah yang terkurangi hak-nya," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (22/7/2019).
Permasalahan yang telah terjadi ini penting untuk menjadi perhatian industri perbankan. OJK meminta semua bank untuk terus melakukan review fungsi IT yang dimiliki secara berkala dalam rangka menegakkan tata kelola manajemen risiko operasional yang prudent dan berjalan dengan baik.
Hal ini merupakan bentuk upaya peningkatan pelayanan perbankan ke depannya dan mencegah agar permasalahan ini tidak terulang lagi ke depannya.
Advertisement
Bank Mandiri Klaim Saldo Semua Nasabah Telah Normal
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Kartika Wirjoatmodjo, memastikan bahwa rekening nasabah akan aman dan kembali seperti semula pada hari ini. Pihaknya pun telah melayangkan permintaan maaf bagi sejumlah korban yang merasakan lenyapnya saldo secara drastis di bank milik BUMN tersebut.
Dihubungi secara terpisah, Corporate Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas, mengatakan insiden hilangnya saldo sejumlah nasabah Perseroan telah dipastikan selesai pada hari ini.
"Sudah reda, sudah reda (masalahnya)," tuturnya kepada Liputan6.com, Minggu (21/7/2019).
BACA JUGA
Rohan pun menjelaskan, jika masih ada para nasabahnya yang mengalami gangguan serupa, masyarakat dapat datang langsung ke kantor Bank Mandiri yang buka pada weekend (hari libur), seperti halnya pada hari ini.
"Persyaratannya tinggal nomor rekening saja cukup. Atau bisa juga menghubungi call centre, Instagram, e-mail, dan website resmi Bank Mandiri," terangnya.