Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan jasa keuangan, PT NorthCliff Indonesia berencana untuk mengantarkan dua anak usahanya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
CEO dan Founder NorthCliff Indonesia, Erry Sulistio mengatakan, setelah melakukan ekspansi pada 2018, Nortcliff Indonesia kini menjadi grup usaha yang terdiri dari 10 perusahaan yang tergabung di dalamnya. Dalam rangka ekspansi bisnis perusahaan, anak usaha NorthCliff Indonesia akan melakukan menghimpun dana dengan masuk ke pasar modal.
"Dengan penuh keyakinan target dana yang akan didapatkan dari pasar modal melalul penerbitan saham perdana lni mencapai Rp 1 triliun," ujar dia di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Erry menjelaskan, pihaknya sedang merencanakan dua anak usaha yang akan melakukan Initial Public offering (IPO) di tahun ini adalah PT Media Delapan Visual atau yang lebih dlkenal dengan NorthCllff Media Entertainment denqan bisnis Entertainmentnya dan PT NorthCllff (NorthClIff Development) dengan bisnis Propetinya.
"NorthCliff Media Entertaiment yang sebelumnya telah sukses menggelar konser dalam negeri yang salah satunya adalah penyelenggaraan mini konser duo pianis, The Piano Brothers, yang terdiri dari Elwin Henddjanto asal Indonesia dan Dominic Anthony Ferris (lnggris) pada bulan Marat lalu dan sebuah konser Group Musik legendarls International yang berasal PhlladeIphla Amerika pada bulan Desember akhir tahun ini," ungkap dia.
NorthClIff Media Entertainment juga telah menyelesaikan sebuah produksi film cerita layar lebar dengan label North Cliff Pictures yang akan segera tayang dl bloskop 21 Cineplax pada Agustus tahun lni.
Sementara itu untuk NorthCIiff Development yang saat lnl telah memlliki 3 aset properti berasal dari akusisi aset dimana yang saat ini dikembangkan untuk kemudian dikelola dengan hotel nllal aset Rp 850 miliar.
“(Untuk masuk pasar modal)Kami saat ini sedang tahap negosiasi untuk melaksanakan konsorslum terkait penjamin pelaksana emisi efek dan investment banking," tandas Erry.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IPO, Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Bakal Raup Dana Rp 4,96 Triliun
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2019.
Mengutip laman KSEI, Rabu (3/7/2019), perseroan melakukan masa penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 1-3 Juli 2019. Sebelumnya perseroan telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Juni 2019.
Penjatahan penawaran umum perdana saham dilakukan pada 4 Juli 2019, pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham secara elektronik pada 8 Juli 2019, dan pencatatan di BEI pada 9 Juli 2019. Perseroan akan mencatatkan saham perdana dengan kode JIWA.
Perseroan menetapkan harga saham IPO Rp 12.100 dengan nilai nominal saham Rp 100. Jumlah saham yang ditawarkan 393.750.000 unit saham. Total dana yang diraup dari hasil IPO Rp 4,76 triliun. Sebelumnya perseroan targetkan dana IPO Rp 5,08 triliun.
Perseroan telah menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek PT Amantara Sekuritas Indonesia.
IPO ini dalam rangka divestasi kepemilikan pemegang saham lama. Sinarmas MSIG Life merupakan perusahaan patungan antara PT Sinar Mas Multiartha Tbk dan grup asuransi raksasa asal Jepang Mitsui Sumitomo Insurance Co Ltd sejak 2011.
Masing-masing perusahaan itu memiliki kepemilikan saham sebesar 50 persen. Setelah IPO hanya menyisakan Mitsui Sumitomo.
Advertisement
Pegadaian Bakal IPO Tahun Depan
Sebelumnya, PT Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto mengatakan perusahaan berencana melepas saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan. Rencana ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi makro.
"IPO rencana kami ada, tapi bukan tahun ini. Kami mau matangkan dulu, serta melihat kondisi keuangan makro dan global seperti apa, menunggu momen yang pas. Mungkin tahun depan kalau makro global oke," ujarnya di Hotel Pullman, Jakarta, Senin, 25 Maret 2019.
Untuk meningkatkan pendanaan, Pegadaian saat ini lebih tertarik meminjam dari bank dibandingkan dengan melakukan aksi korporasi di BEI. "Pinjaman bank lebih menarik, prioritas kami masih dari pendanaan bank dulu. Kami punya opsi ke sana," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, perseroan tahun ini membutuhkan pendanaan sekitar Rp 5 hingga Rp 6 triliun untuk melakukan aksi-aksi korporasi.
"Kami masih punya plafon bank, itu besar banget di atas Rp 10 triliun dan kami dengan melihat bunga Bank Indonesia yang sekarang 6 persen itu maka kalau kita keluarin obligasi kayaknya lagi mahal gitu," katanya.
Untuk porsi pendanaan tahun ini sekitar 80 persen masih dari bank Himbara (Himpunan Bank Negara). "Kami sudah komit dengan bank Himbara sehingga setiap saat kami perlu mereka akan segera top up otomatis. Jadi kami masih berpikir paling optimal gunakan dana bank dulu sambil tunggu lead ke depan akan seperti apa," tandasnya.