FOTO: Tuntut Gubernur Puerto Rico Mundur, Demonstran Bentrok dengan Polisi

Pengunjuk rasa menuntut agar Gubernur Ricardo Rossello mundur dari jabatannya setelah dalam pusaran skandal pesan teks daring tak senonoh dengan para stafnya.

oleh Johan Fatzry diperbarui 23 Jul 2019, 15:30 WIB
Tuntut Gubernur Puerto Rico Mundur, Demonstran Bentrok dengan Polisi
Pengunjuk rasa menuntut agar Gubernur Ricardo Rossello mundur dari jabatannya setelah dalam pusaran skandal pesan teks daring tak senonoh dengan para stafnya.
Polisi saat bentrok dengan pengunjuk rasa di Old San Juan, Puerto Rico (22/7/2019). Para pengunjuk rasa menuntut agar Gubernur Ricardo Rossello mundur dari jabatannya setelah dalam pusaran skandal pesan teks daring tak senonoh dengan para stafnya. (AFP Photo/Joe Raedle)
Polisi menembakan gas air mata ke arah demonstran di Old San Juan, Puerto Rico (22/7/2019). Para pengunjuk rasa menyerukan Gubernur Rosselló untuk mundur setelah obrolan kelompok terbuka termasuk komentar misoginis dan homofobik. (AFP Photo/Joe Raedle)
Para pengunjuk rasa membakar sampah saat bentrok dengan polisi di Old San Juan, Puerto Rico (22/7/2019). Para pengunjuk rasa menuntut agar Gubernur Ricardo Rossello mundur dari jabatannya setelah dalam pusaran skandal pesan teks daring tak senonoh dengan para stafnya. (AFP Photo/Joe Raedle)
Pengunjuk rasa berlindung di belakang mobil saat bentrok dengan polisi di Old San Juan, Puerto Rico (22/7/2019). Para pengunjuk rasa menyerukan Gubernur Rosselló untuk mundur setelah obrolan kelompok terbuka termasuk komentar misoginis dan homofobik. (AFP Photo/Joe Raedle)
Pengunjuk rasa berlindung di balik tembok saat bentrok dengan polisi di Old San Juan, Puerto Rico (22/7/2019). Para pengunjuk rasa menuntut agar Gubernur Ricardo Rossello mundur dari jabatannya setelah dalam pusaran skandal pesan teks daring tak senonoh dengan para stafnya. (AFP Photo/Joe Raedle)
Polisi berjalan saat bentrok dengan pengunjuk rasa di Old San Juan, Puerto Rico (22/7/2019). Para pengunjuk rasa menyerukan Gubernur Rosselló untuk mundur setelah obrolan kelompok terbuka termasuk komentar misoginis dan homofobik. (AFP Photo/Joe Raedle)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya