Tanggapi Amien Rais, Ma'ruf Amin: Rekonsiliasi Tergantung Kesepakatan

Ma'ruf Amien tidak dengan tegas menyatakan apakah setuju dengan pernyataan Amien Rais atau tidak.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2019, 19:07 WIB
Pasangan Presiden dan Wapres terpilih, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin berbincang pada Rapat Pleno Terbuka Penetapan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta -L Wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin menanggapi Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais soal bagi-bagi kekuasaan. Menurut Ma'ruf, wacana pembagian kekuasaan 55:45 hanya versi Amien Rais semata.

"Lah itu kan model Amien," ujar Ma'ruf Amin di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2019).

Ma'ruf Amien tidak dengan tegas menyatakan apakah setuju dengan pernyataan Amien Rais atau tidak. Hanya saja, menurut Ketum MUI itu, soal pembagian kekuasaan tergantung rekonsiliasi dan kesepakatan antara dua belah pihak.

"Rekonsiliasi ya tergantung kesepakatannya seperti apa," imbuhnya.

Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sebelumnya mengeluarkan syarat agar kubu Prabowo-Sandiaga rekonsiliasi dengan kubu Jokowi.

Salah satu syarat yang diajukan adalah membagi kekuasaan dengan konsep 55:45. Jika tidak, partai pendukung Prabowo-Sandiaga akan berada di luar pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Misalnya disepakati, ayo bagi 55-45, itu masuk akal. Kalau sampai disepakati, berarti rezim (Jokowi) ini balik kanan, sudah jalan akalnya. Tapi ini kan enggak mungkin," ujar Amien di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta, Sabtu (20/7).

 


Tolak Bagi-Bagi Kekuasaan

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto memberi keterangan terkait Pemilu 2019 saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (16/4). Kelima, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan jajarannya memenangkan pilpres dan pileg sebagai satu tarikan napas perjuangan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sedangkan, PDI Perjuangan, partai pengusung Jokowi-Ma'ruf, menolak bagi-bagi kekuasaan seperti wacana Amien Rais. Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam sistem yang dianut tidak dikenal pembagian kekuasaan.

"Kita tak mengenal mengenai power sharing sebagaimana sistem parlementer untuk membentuk hal tersebut. Yang kami kenal adalah ketika rakyat memberikan dukungan itu, sebagai basis legitimasi dan legalitas bagi partai politik yang telah membentuk diri di dalam Koalisi Indonesia Kerja pendukung Pak Jokowi," kata Hasto.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya