Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), Drg. Susi Setiawaty, MARS, mengatakan rumah sakit di Indonesia perlu beradaptasi menghadapi Era Industri 4.0. Persiapan diperlukan agar tidak kaget dengan perkembangan teknologi terbaru.
"Sekarang artificial intelligence di rumah sakit bisa mendiagnosis lebih canggih. Nah, rumah sakit perlu aware, harus beradaptasi," kata Susi dalam konferensi pers Seminar Nasional Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia di Kuningan, Jakarta pada Selasa (23/7/2019).
Advertisement
Manajemen rumah sakit juga didorong untuk melakukan perubahan serta inovasi di segala bidang untuk merespons tuntutan dan kebutuhan konsumen di masa yang akan datang.
Respons bijak dan cerdas akan perubahan ini juga harus melibatkan semua pihak termasuk pemangku kepentingan, institusi dan fasilitas kesehatan baik sektor pemerintah dan swasta, akademik, pendidikan, organisasi profesi, perusahaan, serta masyarakat.
"Perubahan sudah terjadi, jadi kita harus beradaptasi dan bagaimana rumah sakit itu menyiapkan diri supaya tidak tergerus."
Teknologi di Dunia Medis
Hal senada disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dokter Kuntjoro Adi Purjanto. Ada berbagai contoh yang memperlihatkan majunya perkembangan teknologi di dunia medis, misalnya rekayasa genetik.
"Tidak lama lama lagi deh itu terjadi, " kata Kuntjoro pada Health Liputan6.com.
Selain itu, penggunaan teknologi juga nantinya akan mengubah perilaku tenaga kesehatan. "Nanti profesi juga akan melakukan adaptasi, " katanya.
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan bahwa dunia sudah berubah. Apabila dahulu menggunakan tenaga manusia atau hewan, kemudian berganti dengan mesin uap, teknologi di era 4.0 sudah memakai robot.
"Artinya SDM (Sumber Daya Manusia) kita juga harus siap dalam hal ini. Saya sudah mengingatkan ke rumah sakit-rumah sakit, " kata Nila pada awak media usai menyampaikan sambutannya di acara yang sama.
"Contoh kecil alat-alat kesehatan kita sekarang kan canggih-canggih betul. Kalau kita tidak siap, baru kita pletek sekali rusak lagi. Kan rugi banget. Jadi SDM harus dipersiapkan lalu indikasinya juga harus kita tahu, " tambahnya.
Salah satu kecanggihan teknologi juga terlihat dalam alat MRI yang dipamerkan di Healthcare Expo V yang juga diadakan oleh ARSSI. Siemens Healthineers meluncurkan alat MRI dengan teknologi BioMatrix dan kecerdasam buatan yang diklaim mampu memberikan rasa nyaman bagi pasien, ketika melakukan pemindaian tubuhnya.
"Mulai dari memastikan kenyamanan pasien secara optimal selama pemindaian MRI sampai efisiensi alur kerja MRI yang serba otomatis, berkat fitur kecerdasan buatan, kata Yonathan Audithya Suthihono, MR Business Manager Siemens Healthneers dalam presentasinya.
Advertisement