Organisasi Kemanusiaan ACT Bantah Terafiliasi Gerakan Radikal

Aksi Cepat Tanggap (ACT) membantah berita yang beredar terkait informasi yang tidak benar yang menyebutkan lembaganya terafiliasi dengan gerakan radikal dan ilegal di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2019, 16:30 WIB
Dua relawan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) saat melakukan teatrikal tentang penderita rakyat Suriah yang menjadi korban peperangan di CFD Bundaran HI, Jakarta, Minggu (15/7). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) membantah kabar yang menyebut organisasinya sebagai bagian dari kelompok radikal dan ilegal di Indonesia.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Vice President ACT Ibnu Khajar mengatakan, bahwa organisasinya adalah lembaga kemanusiaan yang menjunjung transparasi dalam penyaluran donasi yang didapat dari berbagai mitra dan tersertifikasi oleh pemerintah.

Hal tersebut ia buktikan dengan pengalaman ACT yang telah membantu menyalurkan bantuan ke tempat-tempat bencana di Indonesia.

"Kami menyalurkan bantuan ke tempat-tempat yang membutuhkan dukungan kemanusiaan seperti Lombok, Palu, Mentawai, Selat Sunda, Sentani yang menjadi lokasi bencana di Indonesia," kata Khajar, Selasa (23/7/2019).

Khajar mengungkapkan bahwa donasi yang didapat dari mitra-mitra disalurkan untuk Pendidikan Tepian Negeri atau suatu bentuk program pendidikan di Indonesia Timur, khususnya di pulau-pulau terpencil di tepian Indonesia.

Bantuan yang disalurkan kepada masyarakat khususnya sarana pendidikan bagi anak usia sekolah seperti pembangunan ruang kelas, perlengkapan belajar kelas atau mebel, perlengkapan belajar siswa, seragam sekolah hingga beasiswa dan bantuan operasional guru.

Bentuk bantuan program bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing wilayah.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mempercayai dan turut menyebarkan berita hoaks yang disebarkan melalui jejaring media sosial dan WhatsApp Group ini.

"Prinsip dasarnya adalah kita berbuat kebaikan dengan apa yang ada. ACT mengajak masyarakat untuk peduli, tetap memberikan bantuan kepada yang membutuhkan sampai fitnah itu tidak terbukti," tegas Ibnu.

Selain itu, Khajar berpendapat bahwa berita tersebut merupakan tanggapan dari pihak yang tidak menyukai organisasinya.

"Kita paham bahwa setiap kebaikan selalu ada pihak yang tidak menyukai karena beberapa alasan. Cara yang mereka yang lakukan adalah menebarkan fitnah. Cara memenangkannya adalah berkarya. Kami berharap kepada semua mitra untuk terus mengajak semua masyarakat untuk menebar kepedulian," tambah Ibnu

Adapula mitra yang berkolaborasi dengan ACT sebanyak kurang lebih 400 perusahaan, organisasi, dan komunitas, serta media.

(Liputan6.com/Nabila Bilqis)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya