Terungkap, Bomber di Gereja Jolo Filipina Februari Lalu Adalah Suami-Istri

Yoga sendiri, menurut keterangan Dedi merupakan salah satu teroris yang dikendalikan oleh seorang aktor intelektual bernama Seafullah.

oleh Yopi Makdori diperbarui 23 Jul 2019, 16:40 WIB
Tentara Filipina berjaga di dalam gereja pasca ledakan bom di Gereja Katolik Jolo, Filipina Selatan, Minggu (27/1). Dua bom meledak, Sedikitnya 27 orang tewas dan 57 orang lainnya mengalami luka. (Angkatan Bersenjata Filipina/HO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Indonesia dan Filipina akhirnya berhasil mengidentifikasi pelaku peledakan bom Gereja Katedral di Jolo, Filipina. Pelaku diketahui sebagai Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh. Mereka merupakan pasangan suami istri asal Sulawesi.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, mengatakan pengungkapan identitas pelaku bom itu berkat keterangan Yoga dan Yondri yang ditangkep di Malaysia. Yoga merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah atau JAD kalimantan Timur. Sementara Yodri belum diketahui afiliasi gerakan radikalnya.

"Setelah penangkapan saudara Yondri dan penangkapan Yoga di Malaysia baru terkait, ternyata pelaku suicide bomber di Filipina adalah dua orang Indonesia atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," kata Dedi di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).

Yoga sendiri, menurut keterangan Dedi merupakan salah satu teroris yang dikendalikan oleh seorang aktor intelektual bernama Seafullah. Saefullah ini, kata Dedi, saat ini diduga sedang berada di Khurasan, Afghanistan.

Saefullah juga diketahui sebagai penyumbang dana bagi terduga teroris N yang ditangkap di Padang, Sumatera Barat, pada Kamis, 18 Juli 2019 lalu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kendala Pengungkapan

Polisi mengevakuasi kantong jenazah pasca ledakan bom di Gereja Katolik Jolo, Filipina Selatan, Minggu (27/1). Dua bom meledak, Sedikitnya 27 orang tewas dan 57 orang lainnya mengalami luka. (Nickee Butlangan/AFP)

Sebelumnya pihak kepolisian Filipina menyelidiki tersangka pengeboman Katedral di Jolo, Filipina.

Kendala yang dihadapi adalah disebabkan karena mereka masuk melalui jalur ilegal ke Filipina, sehingga tidak ada rekam jejaknya. Terlebih lagi, Dedi melanjutkan, hasil tes DNA yang dilakukan otoritas Filipina tidak memiliki pembandingnya.

Menurut Dedi, awalnya pihak kepolisian Filipina menduga-duga bahwa tersengkanya berasal dari Indonesia.

"Pelakunya diduga orang Indonesia, karena logat dan bicaranya, kebiasaannya seperti kebiasaan orang Indonesia," jelas Dedi.

Baru pasca ditangkapnya Yoga, pihak kepolisian bisa mengidentifikasi keduanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya