Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) sebagai operator LRT Sumsel telah melayani masyarakat Sumsel selama 1 tahun. Sejak 23 Juli 2018, LRT Sumsel mulai digunakan sebagai sarana transportasi bagi masyarakat di Sumatera Selatan.
General Manager LRT Sumsel Sofan Hidayah menceritakan, mulanya, LRT digunakan untuk mengakomodir kebutuhan transportasi bagi atlet, official, media asing dan dalam negeri pada pelaksanaan Asian Games bulan agustus 2018.
Saat ini LRT Sumsel telah tumbuh menjadi kebanggaan dengan mengubah wajah Kota Palembang, masyarakat Palembang dan Bangsa Indonesia sebagai budaya baru bertransportasi publik yang aman, nyaman dan modern.
"Satu tahun Operasional LRT Sumsel yang telah mengangkut lebih dari 2.214.737 penumpang, dengan okupansi rata-rata weekday 5000 penumpang dan weekend 10.000 penumpang. Hal ini membuktikan bahwa LRT Sumsel perlahan-lahan menjadi transportasi andalan bagi masyarakat," kata Sofyan dalam keterangannya, Selasa (23/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dalam menyambut satu tahun operasioanal LRT, KAI menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk masyarakat. Diantaranya pada tanggal 22 Juli 2019 dilaksanakan Talkshow 1 tahun bersama LRT Sumsel di stasiun DJKA bersama Trax FM, kunjungan dan pemberian santunan ke panti asuhan Peduli Kasih.
Selanjutnya tanggal 23 Juli 2019 dilaksanakan Talkshow Teknologi Transportasi dan Kemanusiaan bersama ACT care for humanity di dalam KA LRT rute Stasiun Bandara-Stasiun DJKA, dan lomba mewarnai, lomba menulis artikel, lomba photo and caption challenge, FGD Teknologi Sarana LRT dan berbagai lomba lainnya yang dilaksanakan di Hall Opi Mall Jakabaring.
"PT KAI berharap dalam 1 tahun operasionalnya LRT Sumsel mendapat dukungan dari semua pihak dan masyarakat untuk ikut menjaga dan menjadikan LRT Sumsel yang merupakan karya anak bangsa sebagai tulang punggung dalam sistem transportasi publik yang aman,nyaman dan modern," tutup Sofan Hidayah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Waktu Tempuh Tercepat LRT Palembang Belum Capai Target
Layanan moda transportasi modern Light Rail Transit atau LRT Palembang kini terus dioptimalkan, terutama untuk waktu tempuh maksimal.
Kereta api ringan ini ditargetkan bisa menempuh waktu tempuh dari Stasiun DJKA hingga ke Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang di bawah 50 menit. Jarak antara kedua stasiun itu sepanjang sekitar 24 Kilometer (Km).
Kepala Proyek LRT Sumsel Masudi Jauhari mengatakan, target jarak tempuh yang diinginkan memang 50 menit. Mereka sudah beberapa kali melakukan uji coba penambahan kecepatan.
“Tes pertama penambahan kecepatan hanya bisa mencapai 60 menit. Lalu tes kedua meningkat jadi 57 menit. Di tes terakhir berada di angka 53 menit,” katanya kepada Liputan6.com, Rabu (29/5/2019).
Di uji coba terakhir dengan waktu tempuh 53 menit, di angka 20-60 Km per jam. LRT Palembang memang di desain untuk kecepatan mencapai 100 Km per jam.
Namun di sistem yang diberlakukan Kementrian Perhubungan (Kemenhub) sendiri, kereta api ringan ini tidak boleh melewati jarak tempuh 80 Km per jam.
Advertisement
Gunakan Pembatas Kecepatan
Salah satu alasannya untuk menjaga keamanan. Saat ini mereka masih menggunakan Pembatas Kecepatan (Taspat), untuk mengetahui jarak tempuh LRT Palembang.
“Ke depannya kita akan tinggalkan Taspan dan beralih ke On Board,”ujarnya.
Masudi Jauhari memaklumi penggunaan Taspat yang masih digunakan PT Kereta Api Indonesia (KAI), sebagai operator LRT Palembang. Namun rambu-rambu tersebut diakuinya tidak menjadi acuan utama, melainkan acuannya harus on board.
Moda transportasi kereta api di Indonesia dipilih masyarakat, karena jarak dan waktu tempuhnya hampir tepat.
Bahkan transportasi darat ini lebih baik dibandingkan moda transportasi pesawat terbang, yang waktu keberangkatan hingga sampai bisa mundur dari jadwal.