Kondisi Tubuh Usai Berhenti Konsumsi Ganja

Pada orang yang rutin mengonsumsi ganja, kemudian tidak lagi menggunakannya menimbulkan gejala putus obat. Diantaranya lekas marah atau emosional, sulit tidur, nafsu makan menurun, gelisah.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jul 2019, 13:00 WIB
Ilustrasi Foto Ganja (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ketika seseorang yang rutin mengonsumsi lalu memutuskan berhenti tak lagi menggunakan ganja bakal muncul withdrawal symptoms atau gejala putus dari ganja. 

Seperti dilansir Medical News Today, withdrawal symptoms terhadap ganja memuncak dalam minggu pertama berhenti dan dapat bertahan hingga minggu kedua. Gejalanya dapat berupa sifat lekas marah atau emosional, sulit tidur, nafsu makan menurun, kegelisahan, mengidam ganja, mual, dan sakit perut.

Merasa kesulitan dan ketidaknyamanan fisik dari puncak withdrawal symptoms akan berhenti pada minggu pertama atau pada minggu kedua. Meskipun efek fisik dari withdrawal symptoms akan berhenti setelah berhenti mengonsumsi ganja, namun gejala psikologis dapat bertahan lebih lama.

Penelitian menyatakan bahwa reseptor otak yang disebut reseptor cannabinoid 1 mulai kembali normal setelah dua hari tanpa ganja. Fungsi tersebut akan kembali berfungsi normal dalam 4 minggu setelah tidak mengonsumsi produk ini.

Orang tersebut mungkin mengidam ganja setelah berhenti menggunakannya terutama dalam konteks dan pengaturan sebelumnya mereka terbiasa menggunakan produk tersebut.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa wanita mungkin mengalami withdrawal symptoms  yang lebih besar dengan intensitas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pria. Namun, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Penanganan Saat Muncul Gejala Putus Ganja

Ilustrasi lelah dan pusing (iStock)

Mengatasi gejala putus ganja ini tergantung apakah pasien memiliki masalah kejiwaan atau kecanduan zat lain. Terdapat beberapa opsi pemulihan bila withdrawal symptoms muncul:

1. Pusat Rehabilitasi

Orang yang putus dari narkoba memiliki kecenderungan mengalami fungsi sosial yang buruk atau masalah kejiwaan. Itu sebabnya perlu mendapatkan pihak yang tepat di pusat rehabilitasi. 

2. Terapi Rawat Jalan

Program rehabilitas rawat jalan melibatkan psikoterapis atau penyedia kesehatan mental lainnya dan menghadiri sesi terapi secara konsisten.

3. Kelompok Pendukung

Seseorang mungkin dapat menemukan kelompok pendukung lokal atau online untuk terhubung dengan orang lain yang juga mengalami gangguan akibat pengunaan ganja.

 

 

Penulis: Febrianingsih Alamako

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya