BKN: Rekrutmen PPPK Tahap II dan CPNS 2019 Mungkin Digelar Bareng

perekrutan PPPK Tahap I sempat direncakanan bakal dilaksanakan pada Agustus, sementara CPNS 2019 pada Oktober mendatang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Jul 2019, 14:15 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla berbicara dalam acara Presidential Lecture 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (24/7/2019). Kegiatan yang diikuti oleh 6.148 CPNS hasil seleksi tahun 2018 itu mengangkat tema Sinergi Untuk Melayani. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kepegawaian Negara (BKN) membuka kemungkinan untuk membuka seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) Tahap II dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019 pada waktu yang bersamaan.

Sebelumnya, perekrutan PPPK Tahap I sempat direncakanan bakal dilaksanakan pada Agustus, sementara CPNS 2019 pada Oktober mendatang.

Kepala BKN Bima Haria Wibisana mengatakan, sistem penarikan PPPK akan memakan waktu lebih cepat, lantaran pelaksanaan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) dijadikan satu waktu.

"Nah CPNS ini yang butuh waktu. SKD-nya dulu selesai, baru SKB di masing-masing instansi kan. Tapi biasanya kementerian karena perbedaan keterampilan yang dibutuhkan, jadi mereka ingin mengadakan (SKB) sendiri," jelas di di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Secara alokasi formasi, pemerintah pada 2019 ini total membutuhkan Aparatur Sipil Negara (ASN) baru sebanyak 250 ribu formasi. Jumlah itu kemudian dibagi 150 ribu formasi untuk PPPK dan 100 ribu formasi untuk CPNS.

Jumlah formasi yang saat ini masih tersedia untuk kedua seleksi tersebut yakni sekitar 200 ribu formasi. Dengan rincian, 100 ribu formasi pada PPPK Tahap II (seleksi tahap pertama baru menyaring sekitar 50 ribu formasi) dan 100 ribu formasi pada CPNS 2019.

Lebih lanjut, Bhima tak menutup kemungkinan bilamana perekrutan PPPK Tahap II dan CPNS 2019 dilaksanakan pada satu waktu. "Bisa saja, karena dari sisi sistem enggak ada bedanya. Misalnya ada 5 kelas, 2 kelas untuk PPPK, 3 kelas untuk CPNS, bisa saja. Dari sistem enggak ada masalah," tuturnya.

"Ini kan masalah management saja sebetulnya, apakah mereka bisa mengirimkan verifikasi untuk PPPK dan CPNS secara akurat dan tepat waktu. Itu aja," dia menandaskan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Di Depan 6.184 CPNS, Wapres JK Ingatkan Semangat Melayani

Sejumlah CPNS mengikuti Presidential Lecture 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (24/7/2019). Kegiatan yang diikuti oleh 6.148 CPNS hasil seleksi tahun 2018 itu mengangkat tema Sinergi Untuk Melayani. (merdeka.com/Imam Buhori)

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menyelenggarakan program presidential lecture kepada para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) angkatan 2018 di Istora Senayan, Jakarta. Ini adalah keduakalinya Kementerian PANRB mengadakan presidential lecture.

Sebanyak 6.184 CPNS Tahun Anggaran 2018 hadir dalam acara yang mulai dibuka pada pukul 09.00 WIB ini.

Presidential lecture kali ini diisi oleh Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK), yang menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhalangan hadir lantaran harus menyambut kehadiran rombongan Kerajaan Uni Emirat Arab (UEA) di Istana Bogor.

"Kalian adalah generasi muda yang akan meneruskan tugas-tugas Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS yang telah menjalankan tugas selama berpuluh tahun dan harus pensiun. Jadi kalian harus meneruskan cita-cita mereka," kata JK dalam dalam pidato di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (24/7/2019). 

Selain JK, tokoh lainnya yang ikut hadir dalam kesempatan ini antara lain Menteri PANRB Syafruddin, Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moloek, dan beberapa duta besar negara sahabat.

JK mengatakan para calon PNS tersebut merupakan orang-orang terpilih, sebab hanya sekitar 3 persen dari seluruh total pendaftar seleksi CPNS 2018 yang berhasil lolos hingga ke tahap akhir.

Dia pun mengingatkan agar para calon abdi negara tersebut terus memegang prinsip untuk mau melayani masyarakat secara maksimal tergantung masing-masing tugas.

"Seorang guru yang diangkat, mengajar dan mendidik generasi muda dengan ikhlas dengan kemampuan yang baik. Seorang pegawai kementerian kesehatan, merawat, mendorong kesehatan jadi lebih baik. Itu melayani," bebernya.

"Semuanya mempunyai tugas-tugas yang beragam untuk kemajuan bangsa ini," tukas dia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya