Liputan6.com, Surabaya - Jumlah Penghuni Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, Surabaya, Jawa Timur, saat ini lebih 900 orang, melampaui kapasitas Liponsos yang hanya sekitar 600 orang.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Surabaya, Agus Rosyid. Ia menuturkan, dari seluruh penghuni Liponsos, ada 835 orang dengan gangguan jiwa, sisanya anak jalanan, penyandang masalah tuna susila dan warga lansia terlantar.
"Mereka yang menghuni Liponsos datang dari berbagai daerah di Jatim dan luar Jatim," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Di Liponsos, ia menuturkan, dinas sosial membina secara berkelanjutan pada penghuni serta menyediakan fasilitas pelayanan bagi penghuni dengan gangguan jiwa yang membutuhkan pengobatan.
Agus menuturkan, petugas dinas setiap hari berusaha menelusuri identitas orang-orang dengan gangguan jiwa yang tinggal di Liponsos dan mencari tahu alamatnya.
"Karena bukan warga Surabaya ya kita pulangkan. Kalau rata-rata mereka dari daerah mana? Hampir semua daerah di Jatim ada yang kita pulangkan," ia menambahkan.
Agus menuturkan, hampir setiap bulan sedikitnya ada lima hingga 10 penyandang gangguan jiwa yang terjaring operasi petugas Satuan Polisi Pamong Praja Surabaya. Orang-orang itu kemudian dibawa ke Liponsos Keputih.
"Banyak dari mereka yang sudah kita pulangkan ke daerah asalnya," ujar dia.
Ia menuturkan, pemulangan penghuni Liponsos dilakukan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. (Anggi Freddy)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Khofifah Beri Bantuan Jari Baru kepada Perempuan yang Gigit Jarinya
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendatangi, kediaman Wiji Fitriani (28) pasien penderita gangguan jiwa asal Dusun Tambak Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Jawa Timur, Minggu, 21 Juli 2019.
Tujuan kedatangan Khofifah ke rumah Wiji untuk memberikan bantuan berupa pergelangan tangan jari buatan kepada Wiji.
Sebelumnya, beberapa jari tangan Fitriani sempat mengalami infeksi. Luka infeksi ini diakibatkan karena bersangkutan memiliki kebiasaan suka menggigit jari jemari tangannya sendiri lalu digosokkan ke tanah.Tangannya kemudian mengalami pembusukan, Wiji Fitriani sempat ditangani dokter bedah di RSUD Pare pada 2017.
Namun, belum sempat dilakukan tindakan bedah, neneknya meminta cucu satu satunya tersebut dipulangkan. Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur beberapa waktu lalu sudah membawa Wiji ke Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Selama tinggal di sana, Wiji Fitriani menjalani perawatan Sayco sosial teraphy.
"Akhirnya diambil keputusan oh perlu rawat Sayco sosial teraphy, dilaksanakan di RSJ Jiwa Menur. Saya sempat bersambang ke mbak Fitri," ujar Khofifah Indar Parawansa.
Advertisement
Selanjutnya
Selama menjalani perawatan di RSJ Menur, Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mengawasi. Karena kondisi kejiwaan dan fisiknya dirasa sudah membaik tim dokter akhirnya mengizinkan pulang. Di samping itu, selama menjalani perawatan di sana, bersangkutan acap kali meminta pulang dan segera ingin bertemu dengan neneknya.
"Setelah itu ada proses penyiapan kortisi tangan, jadi ini saya rasa cukup ed fance kotisinya. Mudah mudahan seluruh tetangga yang ada disini bisa saling tolong dan membantu. Puskesmas terdekat, kami minta tolong masih terus memberikan pelayanan," ucap Khofifah.
Khofifah menuturkan, Wiji Fitriani masih memerlukan perhatian, dukungan dan kepedulian oleh semua pihak. Dengan ada kepedulian dari lingkungan sekitar dan dukungan peran serta Pemda, bisa menjadikan proses sosial teraphy yang sangat efektif bagi bersangkutan.
"Saya rasa semuanya sudah beriktihar, dan ketika teman teman juga memberikan suport kepada Fitri, saya rasa itu adalah proses sosial teraphy yang sangat efektif," kata dia.
Dalam kegiatan tersebut, selain pemberian bantuan pergelangan tangan jari buatan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa juga menyerahkan sembako untuk kaum Dhuafa serta PKH Plus yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Dalam kunjungannya ke rumah Wiji Fitriani, mantan Menteri Sosial ini didampingi Bupati Kediri Hariyanti Sutrisno.