Pertamina Jajaki Kerja Sama dengan Perusahaan Migas UEA

Pertamina dan The Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) menjajaki peluang kerjasama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Jul 2019, 19:37 WIB
Petugas lapangan memantau Area Tanki LPG (Spherical Tank) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Kilang RU V merupakan kilang pengolahan minyak Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina dan The Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) menandatangani Comprehensive Strategic Framework (CSF), untuk menjajaki peluang kerjasama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas baik di Uni Emirat Arab (UEA), Indonesia serta internasional.

Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh Menteri Negara UEA dan CEO ADNOC Group Sultan Ahmed Al Jaber dan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Nicke mengatakan, dengan perjanjian ini, Pertamina dan ADNOC akan menjajaki peluang kerjasama di sektor hulu hingga hilir. Proyek yang menjadi pertimbangan termasuk partisipasi di sektor hulu migas UAE, kilang, petrokimia, LNG, LPG, Avtur dan bisnis ritel migas di Indonesia.

"Selain itu, kedua belah pihak akan menjajaki berbagai bentuk kolaborasi strategis lainnya," kata Nicke, di Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Pertamina terus memperluas bisnisnya di luar negeri dan memasarkan berbagai jenis produk seperti bahan bakar, pelumas, LPG, LNG, dan petrokimia.

Pertamina memiliki enam kilang minyak dengan kapasitas produksi 1,1 juta barel minyak per hari (mmbpd). Saat ini, Pertamina juga sedang mengembangkan energi baru dan terbarukan dari berbagai sumber potensial di Indonesia.

Dia melanjutkan, Pertamina berencana untuk mengembangkan kapasitas kilang tambahan 1 juta barel per hari melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) and Grass Root Refineries (GRR).

“Kemitraan dengan ADNOC akan menjadi tonggak penting bagi Pertamina untuk mengamankan pasokan energi dari luar negeri. Minat ADNOC untuk berpartisipasi dalam bisnis migas di Indonesia merupakan dukungan yang sangat berarti bagi Pertamina untuk memastikan availability and accessibility energi," papar Nicke.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perkuat Kerja Sama RI-UEA

Suasana kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). Produk utama yang dihasilkan kilang Cilacap berupa produk BBM atau gasoline, naphtha, kerosine, avutur, solar LSWR, minyak bakar, LPG, pelumas dasar. (Liputan6.com/JohanTallo)

Ahmed Al Jaber mengungkapkan rasa gembiranya dengan berlangsungnya penandatanganan perjanjian ini. Menurutnya, perjanjian ini akan memperkuat hubungan antara kedua Negara.

“Indonesia memiliki basis industri dan pasar energi yang berkembang pesat. Kami melihat peluang yang signifikan untuk bekerjasama antara kedua perusahaan membangun proyek untuk mencapai tujuan strategis bersama," tuturnya.

Kerja sama ini akan menunjukkan upaya ADNOC untuk menciptakan nilai dari seluruh portofolio dan upayanya dalam memperluas investasi internasional untuk menjadi perusahaan energi global yang sesungguhnya.

Tim kerja dari kedua pihak akan mengadakan pertemuan selama beberapa bulan mendatang untuk mengevaluasi dan menyeleksi bidang-bidang utama untuk kolaborasi strategis di seluruh aset dan portofolio proyek kedua perusahaan. Sehingga diharapkan opsi kerjasama kolaborasi yang lebih spesifik akan disepakati untuk dieksekusi pada akhir 2019.

Kemitraan ini akan menjadi langkah baru transformasi ADNOC di seluruh bidang dan program penciptaan nilai dalam pengembangan energi dan petrokimia dan memastikan ADNOC tetap menjadi perusahaan yang tangguh dan fleksibel yang dapat memanfaatkan sepenuhnya peluang dan trend pasar yang sedang berkembang.

Transformasi ini didorong oleh pendekatan kemitraan strategis yang diperluas dan investasi bersama, serta pengelolaan portofolio bisnis, aset, dan modal ADNOC yang lebih proaktif.


Kapasitas Kilang Balikpapan Pertamina Naik, Devisa Negara Semakin Kuat

Kapal tanker bersandar di ereal kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). PT Pertamina melalui Refinery Unit (RU) IV Cilacap mengolah minyak bumi sebesar 348.000 BSD. (Liputan6.com/JohanTallo)

PT Pertamina (Persero) menyatakan, Kapasitas Kilang Balikpapan ditargetkan naik sekitar 38 persen dengan adanya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP).

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang menjelaskan, kilang Balikpapan yang saat ini berkapasitas 260 MBSPD akan ditingkatkan menjadi 360 MBSPD. Dengan adanya peningkatan ini, maka volume produk yang dihasilkan pun bertambah.

Produk tersebut seperti produksi gasoline atau bensin sebanyak 100 ribu barel per hari, diesel sebanyak 30 ribu barel per hari, Liquified Petroleum Gas (LPG) sebanyak 1.500 ton per hari dan produk propylene sebanyak 230 ribu ton per anum.   

"Peningkatan produk hasil dari Kilang Balikpapan Pertamina ini tentunya akan menambah ketahanan dalam mencukupi kebutuhan energi nasional. Bukan hanya itu, tentunya juga akan berdampak pada penguatan devisa negara dan GDP Nasional," kata ‎Tallulembang, di Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Tallulembang mengungkapkan, RDMP Balikpapan merupakan satu dari proyek pengembangan dan peningkatan kapasitas kilang yang dilakukan Pertamina. Bukan hanya penambahan kapasitas, namun produk yang dihasilkan juga akan memiliki standar EURO V.

Selain itu, kompleksitas kilang juga akan bertambah sehingga bisa menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi, selain itu juga bisa mengolah minyak mentah dengan kandungan sulfur lebih tinggi.

"Dengan investasi sekitar US$ 6,5 miliar, kilang Balikpapan Pertamina akan menyerap Tingkat Kandungan Dalam Negeri yang diprediksi mencapai lebih dari 30 persen," tandasnya.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya