Liputan6.com, Jakarta - PT Railink memperpanjang masa program diskon tiket kereta bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dan Bandara Kualanamu, Medan. Program diskon sebesar 57 persen ini diperpanjang hingga 31 Agustus 2019 lantaran naiknya jumlah penumpang hingga 20 persen.
“Volume penumpang KA Bandara mengalami kenaikan hampir 20 persen atau rata-rata 4.400 penumpang per hari. Kami berharap dengan diperpanjangnya masa promo ini hingga 31 Agustus 2019 dapat menarik minat masyarakat secara lebih luas lagi,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Railink Mukti Jauhari dikutip dari Antara di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Awalnya, promo tersebut hanya selama Juli 2019, namun Mukti mengatakan minat masyarakat begitu tinggi hingga promo KA Bandara diperpanjang.
“Awal Juli kemarin, kita memberikan promo tiket kereta bandara Jakarta & Medan hingga 57 persen dan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat,” katanya.
Dia berharap program tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat menggunakan kereta bandara sebagai alternatif transportasi dari dan menuju KA Bandara maupun transit di stasiun yang dilewati.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Daftar Harga Tiket
Promo tersebut berlaku untuk semua relasi diantaranya Stasiun Bandara Soekarno Hatta-Stasiun BNI City dari harga Rp 70.000 menjadi Rp 40.000, Relasi Stasiun Bandara Soekarno Hatta-Stasiun Duri dari harga Rp 70.000 menjadi Rp40.000, Relasi Stasiun Bandara Soekarno Hatta-Stasiun Bekasi dari harga Rp 100.000 menjadi Rp 50.000, Relasi Stasiun Batu Ceper-Stasiun Bekasi dari harga Rp 70.000 menjadi Rp 30.000, Relasi Stasiun Duri-Stasiaun Bekasi dari harga Rp 70.000 menjadi Rp 30.000.
Selanjutnya, Relasi Stasiun Bekasi-tasiun BNI City dari harga Rp 35.000 menjadi Rp 15.000, Relasi Stasiun Duri-Stasiun BNI City dari harga Rp 35.000 menjadi Rp 15.000, Relasi Stasiun Stasiun Batu Ceper-Stasiun Bandara Soekarno hatta dari harga RP.35.000 menjadi harga Rp 20.000, Relasi Stasiun Batu Ceper-Stasiun BNI City dari harga Rp 35.000 menjadi Rp20.000 dan Relasi Stasiun Batu Ceper-Stasiun Duri dari harga Rp 35.000 menjadi Rp 20.000.
Untuk integrasi penumpang di Stasiun KA Bandara di Kompleks Bandara Soekarno Hatta menuju Terminal Keberangkatan (T1, T2 dan T3) dan sebaliknya, dilayani dengan Skytrain (Ka Layang).
Untuk integrasi penumpang di Stasiun BNI City tersedia moda angkutan lain, seperti MRT, Transjakrata, taksi berargo, commuter line, dan transportasi daring.
Advertisement
Lampung Segera Punya Kereta Bandara dan Komuter
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara intensif akan mengoptimalkan moda transportasi kereta api menjadi pilihan angkutan massal di Bandar Lampung. Mulai dari pembangunan kereta bandara hingga kereta komuter di dalam kota dan antar kota.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan akan membangun stasiun KA Bandara dan Skybridge yang mempermudah akses kereta menuju Bandara Radin Inten II.
Pembangunan tersebut ditargetkan akan selesai akhir 2020. Secara biaya, proses pengerjaannya membutuhkan Anggara sekitar Rp 50-100 miliar.
"Dalam pembangunan tersebut kita akan berkolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan PT Kereta Api Indonesia. Saat ini jalur rel kereta dan jaringannya sudah ada, jadi kita tinggal melakukan penyelesaian tanah serta pengadaan-pengadaan lainnya seperti, gerbong keretanya," ungkapnya, Senin (1/7/2019).
Pembangunan kereta bandara di Lampung sangat dibutuhkan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas jalan, terutama di Bandar Lampung. Dengan adanya angkutan massal kereta api, ia menganggap dapat memangkas perjalanan dari Bandar Lampung menuju Bandara Radin Inten II.
"Saat ini durasi menuju Bandara Radin Inten II dari Bandar Lampung sekitar 1 jam melalui jalan raya. Jika menggunakan kereta api dapat dipangkas menjadi hanya kurang lebih 20 menit saja. Keberadaan kereta bandara ini juga akan mengurangi kepadatan kendaraan," ujar Menhub.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Lampung memiliki keuntungan dengan memiliki banyak jaringan jalur rel kereta dibandingkan daerah-daerah lainnya. Dia menjelaskan, rel-rel yang ada nanti juga bisa diintensifkan untuk penggunaan transportasi komuter dalam kota ataupun antar kota, misalnya dari Kota Bumi, Baturaja, bahkan ke Palembang.
"Lampung sudah mempunyai potensi lebih. Kalau di kota lain harus membuat LRT dan masih berupa perencanaan, sedangkan Lampung sudah memiliki jalur kereta api yang ada," sebut dia.
Untuk itu, Budi Karya meminta kepada PT KAI dan Gubernur Lampung agar aset-aset yang dimiliki kereta api berupa rel dan jaringannya harus terus dirawat.
"Kereta api adalah angkutan masa lalu, sekarang, dan masa depan. Karena itu, kereta api akan dijadikan untuk angkutan masa depan, baik untuk komuter maupun antarkota. Saya yakin ke depan angkutan kereta api akan bertambah dan memberi layanan yang baik kepada masyarakat," pungkasnya.