Panitia Haji Jaga Terowongan Menuju Masjidil Haram

Terowongan yang biasanya digunakan jemaah calon haji menuju Masjidil Haram yakni Faisoliyah dan Mahbas Jin.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2019, 16:37 WIB
Sejumlah jemaah haji berjalan melintasi terowongan dari Mahbaz Jin menuju Masjidil Haram menjelang diberlakukannya penghentian operasional bus reguler jemaah haji di Kota Mekkah, Arab Saudi.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari separuh jemaah calon haji Indonesia dari jumlah seluruhnya telah berada di Tanah Suci. Mereka berjumlah 134.294 orang.

Sedangkan jumlah petugas haji yang mendampingi sebanyak 1.660 orang. Oleh karena itu, dapat dikatakan kondisi Tanah Suci sudah mulai padat.

Meskipun Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menyediakan bus shalawat sebagai transpotasi jemaah Indonesia di Tanah Suci, tetapi masih banyak calon haji yang memutuskan untuk berjalan kaki menuju dan kembali dari Masjidil Haram, Makkah.

Lamanya waktu tunggu bus dan padatnya jemaah menjadi alasan, terutama pada hari Jumat. Situasi ini berisiko tinggi menjadi masalah kesehatan bagi jemaah haji.

Dilansir dari keterangan tertulis Kementrian Agama dari laman resminya www.kemenag.go.id, Kamis (25/7/2019), hal tersebut sudah terjadi dari beberapa tahun yang lalu.

"Pengalaman sejak 2017 banyak jemaah memaksakan diri jalan kaki di terowongan. Ada yang terjatuh, kelelahan, dan dehidrasi," kata koordinator Tim Gerak Cepat (TGC) 2019 dr Erwinsyah.

Melihat kondisi tersebut, Erwinsyah memutuskan untuk menempatkan personelnya untuk berjaga di ujung terowongan yang mengarah ke Masjidil Haram.

Terowongan yang biasanya digunakan jemaah calon haji menuju Masjidil Haram yakni Faisoliyah dan Mahbas Jin.

"Ini kegiatan inovasi kami berjaga di terowongan yang menuju Harom," kata Erwinsyah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Waktu Berjaga

Masih ada jemaah haji khusus yang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi. (www.haji.kemenag.go.id)

Untuk waktu berjaga di terowongan ini, menurut Erwinsyah, setiap hari Jumat mulai sebelum dan sesudah waktu pelaksanaan salat Jumat.

"Saat sedang berjaga akan dikerahkan 2 orang TGC di setiap terowongan. Mereka juga bekerja sama dengan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)," papar dia.

Sesuai tugasnya, lanjut Erwinsyah, bila terjadi kasus pada jemaah, maka TGC akan segera memberikan pertolongan medis segera.

"Sebab itu saat bertugas, tiap personel selalu dilengkapi dengan emergency kit untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diharapkan pada jemaah," pungkas Erwinsyah.

Hal tersebut juga diungkapkan Pujiarto, salah satu penjaga terowongan dari anggota TGC yang berprofesi sebagai perawat.

"Kemarin hari Jumat kan sudah standby. Kami memantau saat jemaah berangkat. Kalau jemaah sudah habis pergi pulang kami kembali," ucap dia.

 

Reporter : Nabila Bilqis

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya