Liputan6.com, Tanjung Pinang - Saatnya nge-teh, saatnya ngobrol. Dari secangkir teh bisa muncul sebuah ide yang luar biasa. Rakyat Indonesia patut bersyukur karena nyaris seluruh wilayah nusantara memiliki teh-teh yang bisa menjadi ciri khas.
Mari berbicara tentang teh Melayu. Teh memanjakan dan dirasa pas dengan indera pengecap orang Melayu. Minum teh panas, maupun hangat pada pagi hari menjadi semacam ritual wajib bagi para nelayan. Masyarakat Kepulauan Riau yang jelas terdiri dari pulau-pulau tentu sangat biasa menikmati hal ini.
"Ngeteh itu wajib. Bisa diminum panas maupun dingin, manis, tawar, atau malah pahit sekalipun," kata Komarudin, nelayan pulau Anambas.
Baca Juga
Advertisement
Komar lalu bercerita, pekerjaannya sebagai nelayan memang tak biasa lepas dari kebiasaan ngeteh. Alasannya, untuk mengusir masuk angin. Sedangkan jika siang, es teh menjadi pilihan. "Kalau belum minum es teh masih terasa haus," katanya.
Satu-satunya teh yang mencuri perhatian indera perasa warga melayu di Kepulauan Riau adalah Teh Prendjak. Diproduksi oleh perusahaan di Tanjung Pinang, PT Panca Rasa Pratama. Uniknya, teh ini bahan bakunya dari perkebunan teh di Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara melalui PT Perkebunan Nusantara.
Menurut Manager Operasional PT Panca Rasa Pratama Mustardi, pemilihan merek Prendjak juga bukan tiba-tiba. Burung kecil pemakan serangga dengan ciri kepala berbulu kemerahan ini adalah burung yang diyakini membawa keberuntungan.
"Burung prendjak suka berkicau. Di daerah tertentu dianggap sebagai penanda datangnya tamu. Dan tamu adalah rezeki. Maka dipilih sebagai brand," kata Mustardji.
Burung prenjak sendiri di Tanjung Pinang sudah makin menyusut populasinya. Namun, teh prendjak sudah terlanjur melekat dalam cita rasa warga Kepulauan Riau.
Rahasia Yang Menjadi Jimat
Masyarakat Sumatra dan Melayu pada umumnya menyukai aroma manis. Itu pula yang menyebabkan teh Prendjak mendapat tempat secara khusus. Penambahan vanili sebagai penambah rasa dan aroma menjadikan teh ini memiliki rasa unik.
Tapi berbeda dengan teh lain, ada pula penambahan aroma dan rasa mawar. Tak heran jika mereka mengambil slogan Khas Aroma Tehnya.
"Alhamdulillah dapat diterima masyarakat. Bahkan, di Jawa yang identik dengan aroma melati pun mulai suka teh Prendjak," katanya.
Berbekal keunikan rasa dan aroma, teh Prendjak mencoba menaklukkan pasar dunia. Eropa, Amerika, dan Asia pernah disasar melalui promosi dan pameran. Menurut Mustardi, meski pelan-pelan, tetapi masyarakat di belahan dunia berbeda itu antusias merasakan racikan teh, vanili, dan mawar yang jadi unggulan.
Sejatinya, teh apa pun akan muncul rasa khas jika meraciknya benar. Sifat dasar teh adalah hidroskopis (menyerap bau). Atas dasar itu maka teh harus disimpan dengan baik.
Kemasan alumunium foil adalah sebuah upaya agar tidak terkontaminasi aroma yang merusak cita rasa teh itu sendiri. Cara menyeduh teh juga bermacam cara.
"Untuk teh hitam, saya sarankan menggunakan air panas mendidih suhu 100 derajat. Proses yang dibutuhkan untuk mengeluarkan rasa dan aroma khas adalah antara 2-3 menit. Boleh saja lebih lama, tergantung selera," kata Mustardi.
Teh memang bisa disajikan dengan mencampur apa saja termasuk susu atau creamer. Namun, jika ingin benar-benar merasakan sensasi minum teh, sebaiknya memang disajikan tanpa campuran apa pun. Selamat ngeteh...
Simak video pilihan berikut:
Advertisement