Liputan6.com, Jakarta - Masih ingat Tangga? Kelompok vokal yang bubar pada 2014 ini diperkuat empat personel, dua di antaranya Mohammed Kamga dan Chevrina Anayang. Usai bubar, Mohammed Kamga, Chevrina Anayang, dan Tata Hadiwijoyo membentuk kelompok vokal baru, Dekat.
Anehnya, pekan ini Mohammed Kamga dan Chevrina Anayang kedapatan menjadi peserta kompetisi Go Ahead Challenge di Jakarta. Sementara Tata tidak ikut.
Rupanya, Kamga dan Chevrina membentuk duo baru bernama Hondo. Hondo menjadi salah satu dari sembilan finalis Go Ahead Challenge.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai peserta, Kamga dan Chevrina mengikuti pelatihan di Creative Academy pada 22 hingga 27 Juli 2019. Kamga dan Chevrina membantah Dekat sudah bubar.
“Ada hal yang membedakan antara Tangga, Dekat, dan Hondo. Untuk apa bikin grup musik baru kalau pada akhirnya musik yang ditawarkan sama? Kenapa ada Hondo, karena lagu buatan Chevrina enggak bisa masuk ke musiknya Dekat. Kalau nekat dinyanyikan Dekat, seperti memaksakan kehendak,” beritahu Kamga kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, baru-baru ini.
Ingin Pensiun Dini
Di bawah naungan Hondo, Kamga dan Chevrina memperkenalkan single anyar bertajuk “Thirty.”
Chevrina menjelaskan, lirik “Thirty” menggambarkan kegelisahannya memasuki usia kepala tiga, meski orang bilang, hidup dimulai usia 40. Chevrina yang kini berusia 31 tahun sebenarnya ingin memulai hidup di usia kepala dua agar bisa pensiun dini.
“Dalam arti, sudah merasakan siklus full sehingga di usia 40 tahun ke atas, saya merasakan kebahagiaan entah itu karier makin mapan, punya tabungan dalam jumlah besar, atau menikah,” ungkap Chevrina.
Advertisement
Main Musik Tidak Stres
Chevrina sendiri mendefinisikan kebahagiaan sebagai fase bermain musik tanpa stres, tanpa memikirkan dapat uang apa enggak.
“Untuk saat ini saya masih berpikir aduh (bermusik) ini pekerjaan gue satu-satunya. Saya masih sering bertanya, bagaimana agar bisa bekerja efektif dan mendatangkan uang,” Chevrina menambahkan.
Terkait keikutsertaan di ajang Go Ahead Challenge, Chevrina dan Kamga beralasan di usia sekarang, mereka tak mau menolak pintu yang terbuka.
“Dulu waktu muda saya berpikir ngapain sih ikut kompetisi. Musik bukan untuk dikompetisikan. Dengan mengikuti ini kami bisa bertemu dengan orang-orang dari disiplin ilmu yang berbeda,” pungkas Kamga.
(Wayan Diananto)