Pemerintah Percepat Proyek Jalan Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

Kementerian PUPR terus mendorong penyelesaian pembangunan jalan perbatasan Indonesia–Papua Nugini

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Jul 2019, 10:15 WIB
Jalan Trans Wamena-jayapura menghubungkan 8 kabupaten di Pegunungan Tengah Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong penyelesaian pembangunan jalan perbatasan Indonesia–Papua Nugini dari Merauke hingga Jayapura di Provinsi Papua sepanjang 1.098 km.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur di sisi terluar negara bertujuan untuk membuka keterisolasian daerah terpencil, memangkas ongkos logistik, sehingga dapat berujung meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Pembangunan kawasan perbatasan bukan hanya untuk gagah-gagahan tetapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perbatasan dengan menciptakan embrio pusat pertumbuhan baru di kawasan perbatasan," ungkap dia lewat sebuah pernyataan tertulis, Jumat (26/7/2019).

Salah satu ruas jalan perbatasan yang dikerjakan yakni Jalan Oksibil–Towe Hitam–Ubrup–Jayapura sepanjang 5,52 km. Pekerjaan pembangunan dimulai dari Km 15,5 hingga Km 21,2 di Kabupaten Pegunungan Bintang.

Paket ini dikerjakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya (persero) dengan biaya yang bersumber dari APBN sebesar Rp 108,5 miliar melalui skema tahun jamak kontrak. Masa pelaksanaannya dilakukan selama 376 hari sejak awal 2018 dengan masa pemeliharaan hingga 27 September 2019.

Pengerjaan jalan baru dilakukan dengan peninggian badan jalan menggunakan tanah di sisi jalan. Ruas ini memiliki lebar badan jalan 7 meter dengan lebar bahu sisi kanan kiri masing-masing 2 meter.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Waktu Tempuh Lebih Singkat

Presiden Jokowi didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan KSAD Jenderal TNI Mulyono mengendarai motor trail saat meninjau pembangunan jalan Trans Papua ruas Wamena-Mamugu 1, Papua, Rabu (10/5). (Dok. Biro Pers)

Kendati kondisinya masih jalan tanah, keberadaan jalan baru ini telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat perbatasan di Papua. Waktu tempuh antar pusat ekonomi wilayah bisa terpangkas dari bilangan pekan menjadi hitungan hari. Apabila jalan sudah semakin, maka waktu tempuh akan dipersingkat menjadi hitungan jam.

Jalan ini juga merupakan jalan perintis yang menghubungkan distrik Limarum dengan Kota Oksibil. Beroperasinya ruas jalan ini sangat diharapkan akan memperlancar konektivitas antar pusat ekonomi wilayah sehingga memudahkan transportasi barang dan manusia yang diyakini dapat berdampak pada penurunan harga barang dan jasa.

Sementara itu, pembangunan jalan perbatasan ruas Sota–Erambu–Bupul sepanjang 111 km saat ini kondisinya sudah 100 persen teraspal. Selanjutnya, pada ruas Bupul–Muting sepanjang 38 km dan ruas Muting–Boven Digoel sepanjang 195 km juga sudah teraspal sehingga bisa dengan mudah dilalui kendaraan.

 


Sudah Tersambung 919 Km

Jalan Trans Papua yang menghubungkan Wamena-Jayapura dan delapan kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Dari total jalan perbatasan dari Merauke hingga Jayapura sepanjang 1.098 km, sampai akhir 2018 lalu sudah tersambung sepanjang 919 km.

Lebih lanjut, Menteri Basuki menyatakan, tantangan dalam pembangunan jalan perbatasan di Papua adalah kondisi alam yang masih berupa hutan, pegunungan, dan cuaca. Selain itu, ketersediaan material konstruksi juga terbatas di Papua.

"Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap, mengingat medan yang dilalui sangat berat karena harus melintasi pegunungan terjal, menembus hutan yang sangat sulit untuk para pekerja konstruksi dan mobilisasi alat kerja," tutur Menteri Basuki.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya