YouTuber Cilik Asal Korea Selatan Beli Gedung Berharga Ratusan Miliar Rupiah

Gedung yang dbeli YouTuber berusia 6 tahun ini berada di salah satu daerah mahal di Seoul, Korea Selatan.

oleh Asnida Riani diperbarui 27 Jul 2019, 14:31 WIB
Boram, YouTuber cilik yang beli properti ratusan miliar rupiah. (dok. screenshot YouTube/Boram Tube ToysReview)

Liputan6.com, Jakarta - Bocah enam tahun yang jadi 'wajah' channel YouTube Boram Tube ToysReview beru saja membeli gedung untuk keluarganya. Melansir dari Korea Herald, Jumat (26/7/2019), properti lima lantai itu berada di salah satu area paling mahal di Seoul, Korea Selatan.

Gedung yang didominasi warna cokelat ini dibeli seharga 9,5 miliar won atau setara Rp105 miliar pada awal April lalu. Harga fantastis untuk penghasilan bocah berusia belia yang membuat tak sedikit warganet terkejut.

Dikenal lewat keluarga Boram, mereka memiliki dua channel YouTube, yakni Boram Tube ToysReview dan Boram Tube Vlog. Kedua saluran ini dilaporkan memegang rekor angka share paling besar di antara channel YouTube di Negeri Ginseng.

Dua channel YouTube tersebut diestimasikan rata-rata menghasilkan 3,1 juta dolar Amerika atau Rp44 miliar per bulan. Boram Tube ToysReview saluran Boram mengulas ragam mainan, punya 13,6 juta subscriber.

Sedangkan, channel Boram Tube Vlog yang memperlihatkan keseharian Boram dan keluarganya telah diikuti lebih dari 17,5  juta subscriber. Angka pendapatan dari dua channel YouTube itu membuat tak sedikit orang ingin mengikuti jejak keluarga Boram jadi YouTuber.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kontroversi Keluarga Boram

Boram, YouTuber cilik yang beli properti ratusan miliar rupiah. (dok. screenshot YouTube/Boram Tube ToysReview)

Di tengah popularitas, pada September 2017, Save the Children melayangkan gugatan tentang dugaan Boram telah dieksploitasi. Kasus ini bahkan sudah didaftarkan untuk maju ke persidangan saat itu.

Lembaga amal yang dimaksud melayangkan tuduhan pada orangtua Boram bahwa mereka sengaja memanfaatkan bocah enam tahun itu untuk mencari uang lewat video-video yang dibuat, di mana keuntungannya masuk ke dompet sang ayah.

Beberapa skenario yang membuat Save the Children khawatir adalah saat Boram menghancurkan boneka favoritnya dan berakting bahwa ia sedang hamil. Keduanya dikhawatirkan akan memberi dampak negatif pada publik dan memengaruhi kesehatan mental Boram.

Dilaporkan Korean Daily, atas tuntutan tersebut, orangtua Boram meminta maaf dan membuat video yang dimaksud tak lagi bisa dilihat. Sementara, pihak pengadilan menyetujui tuntutan Save the Children dan memerintahkan orangtua Boram menyetujui semacam perjanjian perlindungan bagi putri mereka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya