Menko PMK: Pancasila Pemersatu Keberagaman Budaya Indonesia

Puan menilai untuk membangun manusia dan kebudayaan Indonesia yang berlandaskan Pancasila, perlu diarahkan kepada empat fokus utama kebijakan.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 26 Jul 2019, 14:23 WIB
Menteri Puan Maharani menjadi pembicara seminar Nasional bertajuk Manusia dan Politik Kebudayaan di Universitas Diponegoro Semarang, Jumat (26/7/2019). (Foto: Liputan6/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koodinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, menyatakan Pancasila menjadi pemersatu keberagaman kebudayaan Indonesia.

"Kita harus menyadari bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa Indonesia memiliki 714 suku, 1.100 bahasa, dan bermukim di lebih dari 17.000 pulau, yang hanya dapat dipersatukan oleh Pancasila," kata Puan saat menjadi pembicara seminar nasional bertajuk Manusia dan Politik Kebudayaan di Universitas Diponegoro Semarang, Jumat (26/7/2019).

Puan menilai, untuk membangun manusia dan kebudayaan Indonesia yang berlandaskan Pancasila, perlu diarahkan kepada empat fokus utama kebijakan.

Puan, menguraikan pertama, memperkuat budaya inklusif, toleran, dan ber-Bhineka Tunggal Ika.

"Memperkuat budaya inklusif, toleran, dan ber-Bhineka Tunggal Ika, merupakan syarat yang diperlukan di dalam membangun Indonesia yang penuh keragaman," ucap Puan Maharani

Kedua, membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, agar memiliki karakter dan kemampuan daya saing dalam menghadapi kemajuan teknologi, industri, dan keterbukaan informasi.

"Membangun SDM Indonesia, pada tahap pertama yang perlu dilakukan adalah memenuhi kebutuhan dasar rakyat, sehingga potensinya dapat berkembang," ujar dia. 

Dalam hal ini, pemerintah memberi jaminan pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan sosial, dan penguatan ekonomi keluarga dari kelompok masyarakat yang tidak mampu, melalui program program antara lain KIP, KIS, Rastra, BPNT, serta PKH.

Ketiga, Puan menerangkan membudayakan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong dalam setiap kehidupan bermasyarakat. Ini harus dimulai dari lingkungan individu, keluarga, kelompok, sampai dengan masyarakat yang lebih luas. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Gerakan Nasional Revolusi Mental

Menteri Puan Maharani menjadi pembicara seminar Nasional bertajuk Manusia dan Politik Kebudayaan di Universitas Diponegoro Semarang, Jumat (26/7/2019). (Foto: Liputan6/Ady Anugrahadi)

Menurut Puan, pemerintah, sejak empat tahun terakhir, pemerintah terus memperkuat upaya pembangunan karakter bangsa. Dan salah satu program yang diluncurkan adalah Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Gerakan ini merupakan Gerakan bersama seluruh komponen bangsa untuk merubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup agar lebih berintegritas, beretos kerja, dan bergotong royong.

"Komitmen pemerintah dalam GNRM dilakukan melalui peningkatan pelayanan publik oleh setiap kementerian atau lembaga. Setiap tahun terdapat lebih dari 40 pelayanan publik di kementerian atau lembaga yang mengalami reformasi agar lebih baik dan memberikan kepuasan kepada rakyat," ujar dia.

Terakhir, mengembangkan kebudayaan, untuk kesejahteraan rakyat, pelestarian, dan kekayaan kebudayaan nasional.

Indonesia dengan keragaman budayanya memiliki kekayaan Kebudayaan seperti adat-istiadat, teknologi tradisional, seni, bahasa, ritus, dan lain sebagainya. Ke depan perlu diperkuat upaya-upaya dalam mengembangkan dan memanfaatkan objek pemajuan kebudayaan, untuk kesejahteraan rakyat, pelestarian, dan kekayaan kebudayaan nasional yang pada akhirnya memperkokoh persatuan nasional. 

"Candi, batik, jamu, seni tari, seni lukis, museum, dan lain sebagainya merupakan sebagian contoh potensi kebudayaan kita, yang perlu terus dilestarikan sebagai kekayaan kebudayaan nasional, dan dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat," tutup dia.

Selain Puan, turut hadir Wakil Ketua DPR Utut Adianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ‎Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV/Diponegoro Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Mochamad Effendi, dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya