Liputan6.com, Jakarta - Beragam kabar berlalu-lalang di sosial media. Salah satunya seperti diunggah akun Facebook bernama Buku Ustadz Abdul Somad Lc.MA.
Pada 10 Juni 2019, pemilik akun Facebook tersebut mengunggah sebuah foto sebuah masjid terbakar.
Advertisement
"MASJID INI TERBAKAR BARU TADI.. JIKA ANDA ISLAM KOMEN AAMIIN, YA ALLAH SELAMATKANLAH RUMAHMU INI DARI API AAMIIN...
Bagikan 3 grup agar banyak mendoakan," tulis pengguna akun Facebook Buku Ustadz Abdul Somad Lc.MA, menyertai unggahan fotonya.
Unggahan tersebut sudah dibagikan 11 ribu kali oleh pengguna Facebook lainnya. Selain itu, unggahan itu mendapatkan tanda suka 2.300 serta 1.900 komentar.
Penelusuran Fakta
Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba menelusuri informasi yang diunggah akun Facebook bernama Buku Ustadz Abdul Somad Lc.MA.
Rupanya, foto tersebut merupakan foto lama dari sebuah berita yang juga lama.
Yang terbakar dalam foto itu adalah Masjid Marhatilla di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu, yang terbakar pada 1 Agustus 2018.
Hal itu diketahui dari artikel yang diunggah www.mitratoday.com pada Rabu, 1 Agustus 2018 lalu. Artikel tersebut berjudul Si Jago Merah, Hanguskan Masjid Mardhatillah Pasar Bengkulu.
Selain itu, www.pedomanbengkulu.com juga mengunggah artikel serupa. Judulnya adalah Masjid Pasar Bengkulu Kebakaran. Artikel itu juga diunggah pada 1 Agustus 2018.
"Lantaran diduga akibat konseleting listrik, Masjid Mardhatillah yang terletak di Kawasan Jalan Enggano Kelurahan Pasar Bengkulu kebakaran, Rabu (1/8/2018).
Setelah mendapatkan informasi adanya kebakaran, petugas pemadam kebakaran langsung menuju tempat kejadian dengan mengerahkan 6 armada mobil pemadam kebakaran dan langsung bergegas melakukan upaya pemadaman api.
“Alhamdulillah atas kerja keras petugas api dapat dipadamkan,” ujar Kepala Pemadam Kebakaran Saipul Apandi.
Atas kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Sementara untuk kerugian yang dialami belum dapat ditafsirkan jumlahnya.
“Saya himbau kepada seluruh masyarakat agar selalu berhati hati. Antisipasi hal sekecil apapun yang dapat menimbulkan musibah bagi kita semua, tetap waspada,” tandas Saipul.
Tampak warga masyarakat sekitar berhamburan keluar atas kejadian kebakaran masjid tersebut."
Bisnis Gelap di Balik Like di Facebook
Berdasarkan penelusuran, sejumlah pengguna media sosial kerap membagikan foto atau unggahan dengan menyertakan permintaan agar pembaca menyebarkannya kembali.
Tujuannya, agar banyak orang yang melihat, menyebarkan, dan menyukai unggahannya. Hal tersebut seperti dalam artikel Liputan6.com yang berjudul Bisnis Gelap di Balik Like di Facebook pada 26 Oktober 2012.
"Para pengguna Facebook yang mengklik link yang berbunyi "Klik ini jika Anda membenci kanker" bisa jadi mendapatkan kejutan yang tidak menyenangkan.
Link seperti gambar itu tidak berpengaruh apa-apa dan hanya digunakan untuk mengumpulkan "like" yang akan dijual. Membuat para penipu online menjadi kaya.
Begitu telah mengumpulkan banyak "like", halaman itu kemudian dijual untuk mendapatkan uang kepada para pelaku bisnis agar mereka terlihat populer.
Sebuah blog yang diposkan oleh Daylan Pearce, ahli mesin pencari di Next Digital di Melbourne, Australia, belum lama ini menjelaskan bagaimana cara kerja penipuan (scam) dan menunjukkan bagaimana halaman-halaman tersebut dijual.
Unggahan gambar yang berisi deskripsi seperti "Klik `like` jika Anda bisa melihat harimau", atau "Berikan komentar dan lihatlah apa yang akan terjadi" digunakan untuk mengumpulkan "like" dan komentar untuk sejumlah halaman.
Begitu halamannya telah mengumpulkan ribuan "like" dan komentar, maka halaman itu akan memiliki posisi tertinggi dalam News Feed para pengguna Facebook. "Like" bagaikan mata uang bagi situs tersebut.
Pearce mengungkapkan bahwa halaman dengan 100.000 "like" dapat dijual seharga US$ 200 (sekitar Rp 2 juta).
Pearce menjelaskan dalam blognya, semakin banyak "like" dan "share" dan komentar yang didapat, semakin terbuka pula peluang mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek dan panjang.
Begitu sebuah halaman sudah mendapatkan 700 ribu "like" (dengan cara menipu), maka halaman itu akan dijual ke orang lain yang ingin populer dalam waktu cepat. Informasi halaman pun diubah, bukan lagi soal kanker, binatang dan sebagainya, tapi mengenai bisnis.
David Em, peneliti jaringan keamanan senior di Kaspersky Lab berkata. "Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter mengalami peningkatan target kejahatan dunia maya."
"Alasan utamanya adalah kepercayaan yang dirasakan oleh orang-orang saat berhubungan dengan para sahabat mereka secara online. Orang-orang lebih senang mengklik sebuah link yang dibagikan teman, dan rasa kepercayaan itulah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan di dunia maya.""
Advertisement
Kesimpulan
Foto yang diunggah akun Facebook Buku Ustadz Abdul Somad Lc.MA adalah foto lama. Masjid yang ada di dalam unggahan foto terbakar sejak 2018 lalu.
Hal itu dibuktikan dengan unggahan artikel yang dimuat oleh www.mitratoday.com dan www.pedomanbengkulu.com.
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.