Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menggelar acara Gowes Transformasi Nusantara 2019 dengan tema 'Healthy Mind, Healthy Body, Healthy Spirit' pada Sabtu pagi ini. Gelaran gowes bareng ini merupakan puncak perayaan HUT BI ke-66.
Acara yang diikuti oleh ratusan mitra kerja BI ini, dibuka langsung oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo.
"Sebentar lagi kita akan memulai acara BI. Ini acara tahunan namanya Goes Nusantara. Ini dalam rangka kita memperingati HUT BI yang ke-66 dan sekaligus HUT RI yang akan datang," kata Perry ditemui di Kantornya, Jakarta, Sabtu (27/6/2019).
Perry mengatakan, sesuai dengan tema yang diangkat acara ini merupakan wujud nyata bagaimana Bank Sentral Indonesia terus melakukan transformasi dalam rangka mendukung visi BI untuk berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional.
Baca Juga
Advertisement
"Ini bagian BI sejak tahun lalu kita melakukan transformasi. Transformasi kebijakan, transformasi organisasi, transformasi SDM. Budaya kerja," katanya.
Perry menyampaikan, dalam kegiatan ini terbagi menjadi dua rute yang diikuti oleh para peserta. Di mana, rute pertama berjarak sejauh 17 kilometer (Km), kemudian rute kedua dengan jarak tempuh sejauh 66 Km.
Dalam kegiatan ini, Perry juga turut ambil bagian dengan memimpin. Perry terlihat mencolok di antara peserta dengan mengendarai sepeda gunung 26 United Detroit berwarna orange serharga jutaan rupiah.
Nantinya, sepeda gunung ini akan dijadikan hadiah doorprize bagi satu orang peserta yang beruntung.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Jaga Inflasi, BI Ajak Masyarakat Konsumsi Cabai Kering
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) meperkirakan inflasi selama Juli 2019 akan mencapai 0,23 persen secara bulanan (mtm) dan 3,23 persen secara tahunan (yoy). Hal ini berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang rutin dilakukan oleh BI.
Sementara itu, pada bulan sebelumnya yaitu selama Juni 2019 laju inflasi sebesar 0,55 persen (mtm) dan 3,28 persen (yoy).
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan inflasi bulan ini lebih disebabkan oleh tingginya harga cabai rawit di pasaran. Adapun total andil cabai rawit ke inflasi mencapai 0,12 persen.
BACA JUGA
"Inflasi berdasarkan SPH minggu keempat kita perkirakan Juli ini inflasi 0,23 (mtm), kalau dihitung 3,23 persen (yoy). Komditasnya bulan ini cabai rawit 0,12 persen," kata dia, di Mesjid Komplek Gedung BI, Jakarta, Jumat (26/7).
Dia mengungkapkan, hasil survei mendapati penyebab melonjaknya harga cabai adalah karena pertengahan tahun ini bukan merupakan musim panen. Sementara masyarakat lebih menyukai cabai segar. Dia pun menyarankan agar masyarakat mulai mengonsumsi cabai kering.
"Pola konsumsi masyarakat juga, makanya mulai juga biasakan ingin pedas tidak harus fresh, kan sudah mulai banyak cabai kering enak, tetap pedasnya sama. Kita biasakan cabai kering. Geprek pakai cabai kering sama saja," ujarnya.
Selain cabai rawit, komoditas lainnya yang menyumbang inflasi adalah emas dan perhiasan. Masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,6-0,4 persen.
Kendati demikian, ada sejumlah komoditas yang justru deflasi karena mengalami penurunan harga. Di antaranya tarif angkutan antarkota yang turun 0,08 persen (mtm), bawang merah turun 0,06 persen (mtm), dan tomat sayur, ayam, juga tarif angkutan udara yang mengalami penurunan harga 0,02 persen (mtm).
"Kita tetap harapkan inflasi hingga akhir tahun ini sesuai dengan target sasaran inflasi kita di bawah titik tengah 3,5 persen (yoy)," tutupnya.
Advertisement