Dibanding Bangun LRT di Madura, Lebih Baik Hidupkan Kembali Jalur Kereta

Apakah pembangunan LRT di Madura realistis dilakukan dengan berbekal dana yang terbatas?

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Jul 2019, 10:00 WIB
Moda transportasi kereta ringan atau light rail transit (LRT) melintas saat berlangsungnya uji coba di Jakarta, Selasa (11/6/2019). Warga dapat menjajal LRT dengan gratis mulai Selasa 11 Juni 2019. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa berencana untuk membangun fasilitas transportasi Lintas Rel Terpadu (LRT) di kawasan Madura. Upaya ini dianggap sebagai salah satu konsep pengembangan wilayah Surabaya-Madura (Suramadu).

Namun, Pengamat Transportasi sekaligus Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai ide Khofifah tidak tepat. Menurutnya, pemerintah lebih baik melakukan aktivasi jalur kereta api yang sudah ada di Madura ketimbang membangun LRT.

"Lebih baik kereta api saja, mengaktifkan jalur lama yang sudah ada," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (27/7/2019).

Sebelumnya, Khofifah sempat mengatakan, pengadaan LRT akan disiapkan guna mendukung pembangunan Indonesia Islamic Science Park yang direncanakan berada di Kabupaten Bangkalan, Madura, tepatnya di kaki Jembatan Suramadu.

Namun, Khofifah belum bisa memperkirakan berapa nilai investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan kawasan yang didesain bakal memiliki luas lahan sekitar 101 hektare (ha) ini.

Oleh karenanya, Djoko Setijowarno pun mempertanyakan apakah pembangunan LRT realistis dilakukan dengan berbekal dana terbatas. Sebab, biaya konstruksi 1 km jalan layang LRT bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp 500 miliar.

"Rencana memang bagus. Masalahnya, adalah anggarannya untuk bangun? LRT untuk jalan layang per km-nya sekitar Rp 500 miliar," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Bakal Bangun LRT di Madura

LRT Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berencana akan menghadirkan fasilitas Lintas Rel Terpadu (LRT) di wilayah Madura. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu konsep pengembangan wilayah Surabaya Madura (Suramadu).

Khofifah mengatakan fasilitas transportasi itu bakal disiapkan untuk mendukung pembangunan Indonesia Islamic Science Park. Namun untuk nilai investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan tersebut masih belum bisa memperkirakan.

"Kita siapkan desainnya ada floating market (pasar terapung). Kita siapkan desainnya LRT. Memang kita butuh LRT, karena kalau 101 hektare (luas yang direncanakan), orang mau jalan butuh berapa hari disitu," kata Khofifah, saat ditemui di Kantornya, Jakarta, pada Kamis 25 Juli 2019. 

Dia mengaku saat ini sudah banyak mendapatkan tawaran dari investor untuk bekerjasama dalam pembangunan Indonesia Islamic Science Park yang akan dilengkapi LRT tersebut.

"Yang sudah menawarkan untuk berinvest lumayan banyak, ada dari middle east country, dari china, dari konsorsium yang mau jadi leading sector untuk menyiapkan dana dalam proses penyiapan pembangunan Indonesia Islamic Science Park," katanya.

 


Potensi Investasi Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6/2019). Khofifah membahas proyek infrastruktur dan transportasi di Jawa Timur seperti penambahan gerbang Commuter Line, pembangunan MRT dan LRT. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menegaskan, banyak peluang investasi dalam pengembangan wilayah di Madura. Pembangunan Madura dinilai bisa menyaingi wisata lainnya di Jawa Timur seperti Selingkar Wilis, Selingkar Ijen, Selingkar Bromo Tengger Semeru (BTS).

"Kita ingin menambahkan selingkar kepulauan Sumenep. Ini karena ada gili yang oksigennya terbaik kedua di dunia, dan ada gili yang indah karangnya, koralnya tidak kalah dengan yang ada di raja ampat. Kita ingin ada satu kesatuan dengan perluasan peta untuk pariwisata baru Selingkar Kepulauan Sumenep," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya