Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengenang kembali soal kerusuhan 27 Juli atau lebih dikenal dengan Kudatuli. Hal ini disampaikannya di hadapan peserta Konferda DPD PDIP Provinsi Jawa Barat, di Bandung, Sabtu (27/9/2019).
Dia menuturkan, bagaimana kekuasaan yang otoriter mencoba menghilangkan seluruh aspek kehidupan PDI. Kantor DPP PDI diserang dan berusaha dihancurkan.
Advertisement
"Tetapi karena kita selalu digerakkan oleh kekuatan yang maha dahsyat itu, yakni adalah kesatuan dengan rakyat, sebagaimana yang diungkapkan Bung Karno. Jadi meskipun secara fisik kantor partai hancur lebur, tetapi semangat jiwa raga kita tidak pernah hilang," kata Hasto.
Maka hari ini, lanjut dia, PDIP mengucap syukur atas segala hal yang terjadi di partai. Meski ada kalanya, peristiwa yang dihadapi tidak sesuai harapan.
Dia pun menilai Tuhan yang Maha Esa tetap memberkahi perjuangan PDIP bersama rakyat sehingga menjadi pemenang Pemilu 2019.
"Dalam pemilu tahun 2019 PDI Perjuangan kembali dipercayai rakyat sebagai pemenang pemilu, demikian juga pemenangan pemilu presiden. Inilah tanggung jawab masa depan bahwa kekuasaan itu untuk kepentingan rakyat," tegas Hasto.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Peristiwa 27 Juli 1996
Peristiwa 27 Juli 1996 adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI.
Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.
Advertisement