28-7-1990: Minuman Soda Mengandung Kokain Tersebar di Amerika Serikat

Minuman soda di Amerika Serikat membunuh seorang pria. Kejadian ini terjadi 29 tahun silam.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Jul 2019, 06:00 WIB
Minuman Soda / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Miami - Seorang pria keturunan latin di Amerika Serikat bernama Maximo Menendez tiba-tiba jatuh koma. Ternyata pangkal permasalahnnya ada pada minuman yang ia konsumsi.

Dari keterangan beberapa orang terdekatnya, Maximo di hari sebelum terserang koma sempat mengonsumsi minuman soda asal Kolombia, Pony Malta de Bavaria.

Bahkan seorang saksi mata mendengar Menendez berkata,"Minuman ini beracun, ini sangat buruk," ucapnya seperti dikutip dari History Channel, Minggu (28/7/2019).

Mengatahui hal buruk menimpa Menendez, polisi di wilayah Miami tempat di mana Menendez membeli minuman soda tersebut segera bergerak. Mereka menyita seluruh minuman Pony Malta de Bavaria.

Pemeriksaan menyeluruh pun dilakukan Kepolisian Miami. Hasilnya begitu mengejutkan, 45 soft drink ini mengandung cairan dari obat terlarang jenis kokain.

Pasca-terbongkarnya hal tersebut, Kepolisian Miami mempeluas investigasinya. Alhasil, pelaku yang memasukan cairan kokain Hugo Riosand Alberto Gamba ditangkap.

Dewan Juri Pengadilan AS mengatakan pria ini memasukkan cairan kokain ke dalam minuman ringan dengan tujuan untuk menyelundupkan obat terlarang ke beberapa tempat.

Sementara, Menendez yang koma tidak pernah sadarkan diri. Akhirnya pria tersebut menghembuskan nafas terakhirnya pada Agustus 1990 akibat minuman soda.

Di samping itu, pada tanggal yang sama tahun 1965, Presiden AS ketika itu, Lyndon B Johnson membuat keputusan menggemparkan terkait perang Vietnam. Yang semula hanya ada 75 ribu tentara AS di Negeri Paman Ho ditambah sampai 125 ribu.

Selain itu masih pada 28 Juli tahun 1974, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras lahir ke dunia. Membuka mata di Kota Athena, Alexis merupakan pemimpin dunia yang paling disorot dunia saat ini. Pasalnya, ia memimpin Negeri Para Dewa di tengah ancama kebangkrutan ekonomi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya