Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil menyebut, Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) meloloskan kandidat yang tidak memenuhi kriteria. Mereka mengeklaim mendapat informasi dari whistleblower terkait jalannya seleksi.
Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati mengatakan, ada beberapa informasi dari sumber yang dirahasiakan identitasnya itu. Dia menyebut, ada peserta seleksi Capim KPK yang seharusnya tidak lolos, namun justru diloloskan.
Advertisement
Pertama, ada peserta yang mendapat nilai kecil namun tetap diloloskan. Bahkan, dari beberapa makalah peserta yang lolos tidak memenuhi syarat minimal jumlah halaman.
"Ada orang peserta nilai kecil tapi diloloskan," ujar Asfinawati saat jumpa pers bersama Koalisi Masyarakat Sipil di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/7/2019).
Selain itu, ada makalah Capim KPK yang diberikan nama. Padahal aturan Pansel Capim KPK, makalah tidak boleh dituliskan nama peserta untuk menjaga kenetralan.
"Ada tulis nama, tetap diloloskan," ucap Asfinawati.
Menurutnya, Pansel Capim KPK harus menelusuri informasi tersebut. Sebab, tugas pansel bukan cuma meneruskan informasi.
"Pansel harusnya crosscheck, dia harus menyeleksi bukan meneruskan," kata Asfinawati.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sulitnya Psikotes Capim KPK
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M Syarif turut serta mengikuti tes psikologi bersama 103 calon pimpinan (capim) KPK lainnya di Pusdiklat Kementerian Sekretariat Negara, Cilandak, Jakarta Selatan pada Minggu (28/7/2019).
Laode mengungkapkan, tak mempunyai persiapan khusus mengikuti tes psikologi. "Enggak ada (persiapan). Karena semuanya (tes) psikologi hari ini. Ya berupaya tabah saja," ujar Laode. saat jam istirahat.
Laode mengaku, cukup kesulitan dalam tes kali ini. Salah satu soal tes psikologi adalah mencocokkan gambar dan pauli tes. Hal itu, kata dia, membutuhkan waktu lama.
"Kesulitannya ya mencocokkan gambar. Terus yang paling terakhir itu tes pauli, menjumlahkan tapi banyak banget," kata dia.
Laode menambahkan, hasil tes psikologi tak bisa diprediksi. Ia mengaku siap menerima hasil psikotes yang baru saja diikutinya.
"Bukan optimis, biasa aja. Yang penting kerja semampu kita," kata dia.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement