Bahas Perdamaian dengan Afghanistan, Wakil Pemimpin Taliban Kunjungi Indonesia

Delegasi Taliban telah meninggalkan Qatar untuk mengunjungi Indonesia.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 28 Jul 2019, 16:05 WIB
Wakil Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Delegasi Taliban telah meninggalkan Qatar untuk mengunjungi Indonesia. Delegasi yang dipimpin Wakil Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar ini akan menghadiri Konferensi Ulama dan Cendekiawan Muslim di Jakarta.

 

Baradar yang merupakan salah satu pendiri Taliban memimpin delegasi beranggotakan delapan orang. Mereka berangkat dari Qatar pada Jumat 26 Juli dan tiba di Jakarta pada Sabtu 27 Juli.

Selain itu, Delegasi Taliban juga akan membicarakan proses perdamaian dengan Afghanistan yang terus mendapat dukungan dari pemerintah dan para cendekiawan Islam dari Indonesia.

 

"Selama perjalanan ini pembicaraan akan diadakan pada hubungan politik yang baik antara kedua negara, perdamaian dan pentingnya kerja sama masa depan dengan Afghanistan", kata juru bicara Taliban, Zabihulllah Mujahed seperti dikutip dari Anadolu Agency, Minggu (28/7/2019).

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Upaya Indonesia Damaikan Afghanistan

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, memimoin rapat di Majelis Umum DK PBB pada Selasa, 7 Mei 2019 (Kemlu RI)

Direktur Jenderal untuk Asia, Pasifik, dan Afrika di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Desra Percaya sebelumnya telah mengunjungi Kabul, Ibu Kota Afghanistan pada awal Juli. Dalam kunjungan itu, Percaya membahas kemitraan Indonesia dalam proses perdamaian, konferensi Ulama dan dialog perempuan di Jakarta.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari juga telah bertemu dengan Baradar di Doha, Ibu Kota Qatar, pada Mei lalu.

Di tengah upaya untuk mempercepat proses perdamaian yang baru lahir, perang yang berkecamuk terus merenggut banyak nyawa di Afghanistan.

Upaya pembicaraan damai lain juga tengah diupayakan Amerika Serikat dengan Taliban, namun menuai kritikan dari pemerintah Afghanistan yang merasa tidak pernah dilibatkan dalam proses perdamaian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya