Kebakaran Hutan yang Terus Ditangani, Kualitas Udara di Riau Kembali Baik

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus ditangani, kualitas udara di Riau kembali membaik.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Jul 2019, 16:00 WIB
Kebakaran lahan di Riau yang berhasil dipotret petugas dari udara. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Riau Selama beberapa hari, kualitas udara di Riau akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dilaporkan sedikit kurang baik. Namun, kualitas udara di Riau pada sore kemarin, 28 Juli 2019 terpantau kembali membaik.

Akibat asap kebakaran hutan dan lahan, aktivitas masyarakat sehari-hari terganggu. Mereka harus memakai masker di luar rumah. Seiring penanganan yang dilakukan, pantauan kondisi udara di beberapa tempat oleh petugas lapangan juga menunjukkan sudah membaik. 

"Nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru pada Minggu (28/7/2019) pukul 18.00 Wib menunjukkan, angka 47.29 (baik). Pantauan dari satelit sore ini juga terlihat tidak ada hotspot (titik api) di Riau," papar Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo sesuai keterangan rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Senin (29/7/2019). 

Penanganan terus dilakukan meredam asap kebakaran membuahkan hasil. Satuan tugas (satgas) udara mengerahkan 17 helikopter untuk water bombing dan dua pesawat untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Total personil yang akan diturunkan melakukan operasi Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau adalah 1.512 personil gabungan, yang terdiri dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan masyarakat juga relawan.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Target Penyemaian dan Water Bombing

Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau, dengan water bombing. (Liputan6.com/M Syukur)

Pada Minggu (28/7/2019) dilakukan dua sorti penerbangan TMC menggunakan pesawat Casa 212-200 PK-PCT. Sorti 1 penerbangan dilakukan pukul 09.45 - 11.35 Wib dengan target penyemaian di daerah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, dan Siak pada level ketinggian 10.000 feet yang menghabiskan bahan semai garam sebanyak 1.000 kg.

Sorti 2 penerbangan dilakukan pukul 13.20 - 14.55 Wib dengan target penyemaian awan di daerah Kabupaten Siak, Pelalawan dan Kampar pada level ketinggian 10.000 feet yang menghabiskan garam sebanyak 1.000 kg.

"Satgas udara juga berupaya melakukan water bombing untuk memadamkan kebakaran di Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Siak; Pangkalan Kuras, Pelalawan, Penarikan Langgam Pelalawan dan di Langgam Pelalawan," Agus melanjutkan.

Adapun helikopter water bombing yang dikerahkan sebanyak 5 heli, yaitu MI 171 PK-BST, BELL 214 N-217PJ, SIKORSKY N-5193Y, MI8 EY-226 dan KAMOV PK-IKR dengan total jumlah bombing sebanyak 524 kali atau setara dengan 1.993 ton air.

Satgas darat yang dikerahkan sekitar 1.500-an personil, terdiri dari 1.000 personel TNI, 200 personel Polri, dan 300-an personil gabungan dari BPBD, Manggala Aggni, dan Kelompok Masyarakat untuk upaya sosialisasi pencegahan dan pemadaman karhutla.

Dari sisi penegakan hukum, BNPB meminta aparat di lapangan untuk mencari tahu penyebab kebakaran dan pelaku pembakaran.


Hujan Turun

Pantauan hujan dari radar BMKG pada Minggu, 28 Juli 2019 di Riau. (Dok Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika/BMKG)

Turunnya hujan menjadi pendukung meredamkan asap kebakaran hutan dan lahan di Riau. Berdasarkan pantauan hujan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sampai pukul 16.00 Wib menunjukkan, terjadi hujan di Dayun, Kabupaten Siak pada pukul 15.03 Wib, Bengkalis (0,5 mm) pukul 12.40-13.40 Wib.

Daerah lain yang turun hujan, yakni Sei Pakning (35,6mm) pukul 12.50-14.00 Wib, Tembilahan (0,6 mm) pukul 07.50-08.20 Wib, Bunga Raya (22,6 mm) pukul 12.30-15.20 Wib, Rokan IV Koto (2,2 mm) pukul 09.00 – 09.50 Wib.

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini hingga pukul 17.00 Wib kemarin akan terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai deras di sebagian wilayah Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, dan sebagian Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan, dan Kabupaten Kepulauan Meranti.

Hasil pemantauan hotspot, lanjut Agus, pada 28 Juli 2019 pukul 16.00 Wib dari satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN untuk wilayah Riau tidak terdeteksi hotspot (0 titik). Padahal, pantauan pagi hari 28 Juli 2019 pukul 07.00 Wib untuk wilayah Riau terdapat 89 titik, yang mana 72 titik di antaranya kategori sedang dan 17 titik kategori tinggi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya