Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri seminar Keterbukaan Informasi Publik dengan tema Era Keterbukaan Informasi. Seminar tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan pemerintah dari beberapa provinsi dan Kementerian/Lembaga.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menjelaskan pentingnya menyediakan informasi yang valid dan transparan kepada masyarakat di era teknologi yang semakin maju. Dia juga mengatakan akan mengajak influenser seperti youtuber dan selebgram menyebar informasi seputar keuangan negara.
"Kami akan gunakan influencer juga agar masyarakat punya appetite informasi-informasi keuangan negara. sehingga mereka tak dihinggapi informasi yang salah," ujar Sri Mulyani di Aula Mezanine, Jakarta, Senin (29/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Informasi yang beredar pada masyarakat sering kali tak sesuai dengan yang seharusnya yang kemudian digunakan untuk menyebar kebohongan. Hal ini kemudian, harus diantisipasi agar tidak membuat masyarakat terpecah belah.
"Di era keterbukaan informasi ini persoalan paling rumit terlalu banyak informasi dan kebanyakan garbage informasi," jelas Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut pun mengajak masyarakat mulai dari youtuber dan selebgram untuk memerangi berita yang bersifat hoaks. Dengan begitu, informasi sapat diterima baik oleh masyarakat tanpa menimbulkan polemik.
"Kita memang berperang informasi di tengah banyaknya disinformasi, Seolah informasi benar tapi itu menyesatkan. Jadi bagaimana masyarakat bisa bedakan hoaks dan kredibel itu suatu peperangan hari ini. Kita akan terus menerus meminta kepada seluruh stakeholder yang bisa influence keseluruhan," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sri Mulyani: Masih Banyak Pengusaha Mangkir Bayar Pajak
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui pengusaha di Indonesia masih ada yang masuk dalam kategori kelas merah.
Kelas merah yang dimaksud adalah melakukan pengindaran pembayaran pajak yang seharusnya disetorkan kepada negara.
"Namun harus di akui di republik ini ada juga segmen masyarakat yang memang kelas merah. Yang memang itu kadang kadang melakukan penghindaran," ujar Sri Mulyani saat memberi paparan dalam Seminar Astra di Menara Astra, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Dalam mendorong masyarakat kelas merah menjadi taat pajak, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai terus melakukan pendekatan agar masyarakat dan perusahaan lebih terbuka. Sehingga dalam pembayaran pajak antara petugas dan wajib pajak lebih baik.
"Jadi bagaimana menangani yang seperti ini? Pengawasan dan enforcement kita lakukan melalui Ditjen pajak dan Beacukai. Let the move, atau bahasanya suruh mereka hijrah dari tidak baik menjadi baik. Kamu bantu biar menjadi formal. Kalau tidak formal ya begitu, kadang-kadang kalau kita jadi Tom and Jerry," jelas Sri Mulyani.
Advertisement
Reputasi Astra
Untuk Astra Grup, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut mengatakan, tidak akan melakukan penipuan pajak. Sebab, perusahaan tersebut memiliki reputasi yang harus dijaga.
"Kami percaya Astra tidak akan melakukan sesuatu yang jelek. Karena reputasi anda lebih penting daripada melakukan penipuan apalagi kecil-kecilan. Dan saya tentunya berharap seliruh perusahaan di Indonesia punya definity value seperti itu," jelas Sri Mulyani.