Mensesneg: Istana Jaga Netralitas Pansel KPK

Pramono mengatakan tidak berani berbincang dengan anggota. Agar menjaga netralitas serta profesionalitas pansel KPK.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2019, 12:22 WIB
Ketua Pansel Capim KPK Yenti Ganarsih (dua kanan) berbicara dalam tes uji kompetensi Seleksi Calon Pimpinan KPK di Pusdiklat Kemensesneg, Cilandak, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Sebanyak 192 kandidat mengikuti uji kompetensi calon pimpinan KPK. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan, pembentukan Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) transparan dan terbuka. Dia mengklaim istana menjaga netralitas pansel.

''Iya, dari awal kami membentuk. Kami jaga kemandirian pansel. Kami aja dari dulu, nggak berani,'' kata Pratikno di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).

Dia mengatakan tidak berani berbincang dengan anggota. Agar menjaga netralitas serta profesionalitas pansel KPK.

''Rapat pansel KPK dulu di sini, kalau saya satu lift saja nggak berani. Kami jaga betul netralitas dan kami percaya kompetensi dan profesionalitas pansel yang dibentuk Presiden,'' ungkap Pratikno.

Koalisi Masyarakat Sipil mendapatkan informasi 'whistleblower' terkait jalannya seleksi calon pimpinan KPK. Ketua YLBHI Asfinawati menyebut ada orang yang seharusnya tidak lolos, malah diloloskan.

Asfinawati menyembunyikan identitas sumber tersebut. Dia menyebut ada beberapa informasi yang disampaikan kepada dirinya.

Pertama, ada peserta Capim KPK yang mendapat nilai kecil namun malah diloloskan. Bahkan, dari beberapa makalah peserta yang lolos tidak memenuhi syarat minimal jumlah halaman.

"Ada orang peserta nilai kecil tapi diloloskan," ujar Asfinawati saat jumpa pers di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/7).

Selain itu, ada makalah capim KPK yang diberikan nama. Padahal aturan Pansel makalah tidak boleh dituliskan nama peserta. Hal tersebut demi menjaga kenetralan.

"Ada tulis nama tetap diloloskan," ucap Asfinawati.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya