Liputan6.com, Kabul - Korban tewas akibat serangan bom yang menargetkan kantor pemenangan capres-cawapres Afghanistan telah bertambah, dari dua menjadi setidaknya 20 orang.
Nasrat Rahimi, juru bicara kementerian dalam negeri, mengatakan pada Senin sekitar 50 orang lainnya terluka dalam insiden nahas yang terjadi di ibu kota Kabul tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Sumber yang sama menambahkan, beberapa pria bersenjata tewas oleh pasukan keamanan selama operasi berjam-jam, lapor Al Jazeera dikutip Senin (29/7/2019).
Rahimi melanjutkan, calon wakil presiden sekaligus mantan kepala intelijen Afghanistan Amrullah Saleh telah dievakuasi dari gedung dan dipindahkan ke lokasi yang aman. Sebanyak 85 orang lain juga berhasil diselamatkan oleh pihak berwajib.
Amrullah Saleh adalah calon wakil presiden Afghanistan yang merupakan lawan dari Taliban dan kelompok garis keras lainnya. Ia dikabarkan berpotensi mendampingi petahana Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Presiden Ghani mengatakan dalam sebuah twit: "Saudaraku, putra sejati tanah Afghanistan ... Amrullah Saleh telah selamat dari serangan kompleks oleh musuh-musuh negara. Kami lega dan berterima kasih kepada Yang Maha Kuasa karena serangan itu telah gagal . "
Sementara Saleh, yang mendapat dukungan kuat dari etnis minoritas Afghanistan, tidak segera memberikan komentar.
Simak video pilihan berikut:
Penuturan Saksi Mata
"Kami mendengar banyak keributan dan teriakan tepat sebelum bom pertama meledak," kata Jan Gul, seorang sopir taksi berusia 46 tahun kepada Al Jazeera.
Saksi mata lain, Muhammad Hussain, seorang guru bahasa Inggris berusia 35 tahun, mengatakan, ia melihat tiga atau empat penyerang di dalam gedung selama serangan.
"Saya berada di alun-alun Shaheed ketika saya mendengar ledakan besar. Kami mulai melihat anak-anak, wanita dan pria berlari ke arah kami - beberapa dari mereka terluka dan berteriak minta tolong," katanya.
"Beberapa dari kami di daerah itu mengabaikan perintah polisi dan pergi berkeliling untuk membantu yang terluka. Ketika kami sampai di depan kantor, satu ledakan lagi terjadi," kata Hussain.
Saksi mata lainnya, Irfan, 16 tahun, mengatakan, pertempuran senjata itu menyebabkan kepanikan.
"Saya sedang berjalan tepat di depan kantor Saleh ketika ledakan pertama meledak. Itu membuat saya jatuh ke tanah. Ketika saya bangkit untuk melarikan diri, saya melihat banyak yang terluka," katanya.
Advertisement
Tidak Ada Klaim Pertanggungjawaban
Tidak ada kelompok yang segera mengklaim bertanggung jawab dalam insiden itu. Namun, baik Taliban maupun ISIS sering melakukan serangan di Kabul dalam srejarahnya.
Dalam ledakan Minggu, tentara Afghanistan memerangi orang-orang bersenjata di sebuah gedung berlantai empat dekat lokasi ledakan selama lebih dari enam jam, kata Rahimi. Ia menambahkan sekitar 40 warga sipil berhasil diselamatkan dan semua penyerang tewas.
Tidak jelas berapa banyak yang tewas dalam baku tembak itu.
Kekerasan ini membahayakan pemilu presiden yang dijadwalkan akan terlaksana pada 28 September namun telah ditunda dua kali pada tahun ini.