Petugas membuka peti kemas berisi sampah plastik yang mengandung limbah berbahaya dan beracun (B3) untuk di re-ekspor di Batam, Senin (29/7/2019). Indonesia mengirim kembali (re-ekspor) tujuh peti kemas berisi limbah plastik impor ke negara asalnya, Prancis dan Hongkong. (SEI RATIFA/AFP)
Petugas berjaga dekat peti kemas berisi sampah plastik yang mengandung limbah berbahaya dan beracun (B3) untuk di re-ekspor di Batam, Senin (29/7/2019). Indonesia mengirim kembali (re-ekspor) tujuh peti kemas berisi limbah plastik impor ke negara asalnya, Prancis dan Hongkong. (SEI RATIFA/AFP)
Petugas mengecek peti kemas berisi sampah plastik yang mengandung limbah berbahaya dan beracun (B3) untuk di re-ekspor di Batam, Senin (29/7/2019). Indonesia mengirim kembali (re-ekspor) tujuh peti kemas berisi limbah plastik impor ke negara asalnya, Prancis dan Hongkong. (SEI RATIFA/AFP)
Petugas dengan alat berat mengangkat peti kemas berisi sampah plastik yang mengandung limbah berbahaya dan beracun (B3) ke atas kapal di Batam, Senin (29/7/2019). Indonesia mengirim kembali (re-ekspor) tujuh peti kemas berisi limbah plastik impor ke Prancis dan Hongkong. (SEI RATIFA/AFP)
Petugas dengan alat berat mengangkat peti kemas berisi sampah plastik yang mengandung limbah berbahaya dan beracun (B3) ke atas kapal di Batam, Senin (29/7/2019). Indonesia mengirim kembali (re-ekspor) tujuh peti kemas berisi limbah plastik impor ke Prancis dan Hongkong. (SEI RATIFA/AFP)
Petugas memeriksa peti kemas berisi sampah plastik yang mengandung limbah berbahaya dan beracun (B3) untuk di re-ekspor di Batam, Senin (29/7/2019). Indonesia mengirim kembali (re-ekspor) tujuh peti kemas berisi limbah plastik impor ke negara asalnya, Prancis dan Hongkong. (SEI RATIFA/AFP)