Sentimen AS Masih Kuat, Laju IHSG Diprediksi di Zona Merah

IHSG diprediksi akan melanjutkan pelemahanya pada perdagangan saham hari ini.

oleh Bawono Yadika diperbarui 30 Jul 2019, 06:30 WIB
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan pelemahanya pada perdagangan saham hari ini. Penyebabnya, masih dari sentimen ketidakpastian bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

Senior Research PT KGI Sekuritas, Yuganur Wijanarko menuturkan, pelaku pasar atau investor masih menanti pertemuan (meeting) Federal Reserve pada hari Rabu 31 Juli 2019. Ini dinilai bakal menentukan arah apakah ada rencana penurunan suku bunga acuan The Fed atau tidak.

"Ini akan positif untuk emitten berhutang USD dan import cost yang juga dalam USD," papar dia dalam risetnya di Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Adapun pada perdagangan saham hari ini dirinya memproyeksi indeks akan terkoreksi dalam rentang support 6.400 dan resistance 6.470.

Sementara itu, Head of Research PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi Taulat mengungkapkan, IHSG kemungkinan akan bergerak terkonsolidasi pada support dan resistance di 6.234-6.315.

"Pergerakan masih dibayangi oleh kekhawatiran investor terkait faktor global, yaitu kebijakan suku bunga The Fed," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Saham-saham Pilihan

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kai ini, Lanjar menyarankan saham-saham BUMN agar dikoleksi oleh investor. Itu seperti Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Kemudian Yuganur memilih saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Astra International Tbk (ASII), hingga saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya